Beberapa ekonom kembali menurunkan proyeksi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Hong Kong sebab wilayah semi-otonomi China ini tengah mengalami lonjakan kasus virus Corona (COVID-19). Kenaikan jumlah kasus COVID-19 di sana kemudian memaksa pihak berwenang untuk memberlakukan kembali kebijakan jaga jarak yang ketat mulai pekan ini.
Ekonom dari Capital Economics memperkirakan ekonomi Hong Kong bakal terkontraksi hingga 8%. Koreksi proyeksi tersebut turun hampir 2 kali lipat dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,5%. Revisi kontraksi ini lebih buruk dari perkiraan resmi pemerintah Hong Kong yang sebesar 4-7% pada 2020 ini.
"Sampai beberapa minggu lalu, ekonomi Hong Kong tampaknya akan mulai pulih pada kuartal ini. Tetapi langkah-langkah pengamanan yang lebih ketat dapat menunda pemulihan konsumsi dan memberi tekanan tambahan pada pekerjaan dan pendapatan, mengurangi dorongan dari pemberian uang tunai pemerintah," ujar para ekonom dikutip dari CNBC, Jumat (31/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tentang Resesi 5 Negara di 3 Benua |
Selain Capital Economics, Citi juga menurunkan perkiraannya untuk Hong Kong dan perkiraannya untuk Hong Kong dan memperkirakan kontraksi ekonomi setahun penuh sebesar 6,3% dibanding dengan angka sebelumnya sebesar 5,5%.
Kepala ekonom untuk Greater China di Bank Belanda ING, Iris Pang mengharapkan langkah-langkah sosial baru untuk dapat mengurangi peningkatan jumlah kasus COVID-19 di sana. Pang memperkirakan ekonomi Hong Kong menyusut sebesar 10% pada kuartal III-2020 dan 5% pada kuartal IV-2020, membawa kontraksi setahun penuh menjadi 8,3%.
Baca juga: 5 Negara yang Sudah Jatuh ke Jurang Resesi |
(Soraya Novika/dna)