Keluarga Terkaya di Hong Kong Kehilangan Rp 116 T Dalam Setahun

Keluarga Terkaya di Hong Kong Kehilangan Rp 116 T Dalam Setahun

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 10:47 WIB
landmark Hong Kong
Foto: Dok. Forbes
Jakarta -

Kekayaan Kwoks, keluarga terkaya di Hong Kong susut US$ 8 miliar atau Rp 116 triliun (kurs Rp 14.500/US$) hanya dalam setahun. Kwoks yang memiliki 'gurita' properti terbesar di Hong Kong kehilangan jumlah kekayaannya tersebut hanya dalam 12 bulan terakhir.

Penyusutan kekayaan itu adalah yang paling curam dibandingkan keluarga kaya Asia lainnya pada peringkat Bloomberg soal dinasti terkaya di dunia.

Kekayaan Kwoks jatuh akibat adanya krisis politik dan ekonomi berkepanjangan di Hong Kong yang terburuk sejak tahun 1997 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham Kwok Sun Hung Kai Properties Ltd. sekarang diperdagangkan dengan kurang dari setengah nilai aset bersih perusahaan. Saat ini jumlah harta mereka pun tersisa kurang dari US$ 30 miliar atau setara Rp 435 triliun.

Kejatuhan keluarga Kwoks mencerminkan situasi yang serius untuk situasi seluruh masyarakat kota Hong Kong. Portofolio Kwoks dikenal begitu cemerlang dan yang paling sukses di sana. Namun, bila keluarga terkaya di Hong Kong saja bisa sampai mengalami kerugian sedalam itu, hal ini tentu menjadi preseden buruk bagi perusahaan dan masyarakat Hong Kong lainnya.

ADVERTISEMENT

Merosotnya kinerja saham perusahaan keluarga Kwoks juga terpengaruh oleh kebijakan China yang hendak memperkuat pengaruhnya di kota tersebut. Namun, anehnya, keluarga Kwoks berulang kali malah tampak mendukung undang-undang keamanan nasional baru yang mau diterapkan China di sana. Mereka bahkan telah mengambil langkah-langkah untuk diversifikasi kekayaannya ke daratan China.

Sun Hung Kai tercatat sedang membangun salah satu proyek komersial terbesarnya di Shanghai dengan modal US$ 1,9 miliar tahun lalu untuk sebidang tanah di kota pantai Hangzhou.

Pada November 2019 lalu, perusahaan ini menghabiskan dananya hingga US$ 5 miliar untuk membeli tanah yang berada di atas stasiun kereta api lintas batas baru.

Diversifikasi ke China tersebut ditangkap sebagai cara Sun Hung Kai bertahan di tengah kemelut yang terjadi di Hong Kong. Meski begitu, Sun Hung Kai mengaku tetap fokus mengembangkan bisnisnya di Hong Kong dan memainkan peran kunci dalam mendukung peran kota sebagai pusat keuangan Asia.

"Grup akan mempertahankan fokus yang kuat pada Hong Kong di masa depan karena memiliki kepercayaan penuh pada prinsip One Country, Two Systems," ujar Sun Hung Kai dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/8/2020).




(eds/eds)

Hide Ads