Setelah dapat restu dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Microsoft tengah menjalani negosiasi atas kesepakatan mengakuisisi platform video pendek asal China, TikTok. Di tengah kabar itu, perusahaan penyedia layanan media streaming digital, Netflix berencana gandeng TikTok jika Microsoft gagal.
Dikutip dari CNBC, Senin (10/8/2020), padahal TikTok adalah bisnis yang sama sekali berbeda dari TikTok . Netflix sangat fokus pada video yang diproduksi untuk membangun bisnisnya secara global. TikTok sebagian besar adalah video buatan pengguna.
Bahkan Netflix tidak memiliki pengalaman mengakuisisi perusahaan besar-besaran. Meskipun memiliki perbedaan yang signifikan pada bisnis. Netflix siap gandeng TikTok dengan beberapa alasan kuat. Berikut sederet alasan Netflix layak akuisisi TikTok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan TikTok diperkirakan seharga US$ 30 miliar setara Rp 442 triliun (kurs Rp 14.600). Jika dilihat dari valuasi pasar, Netflix memiliki US$ 221 miliar (Rp 3.200 triliun), nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan valuasi pasar Mirosoft yang mencapai US$ 1,6 triliun (Rp 23.500 triliun). Meskipun begitu Netflix dianggap layak mendapatkan kesempatan membeli TikTok.
Kelayakan Netflix mengakuisisi TikTok juga dilihat dari portofolio perusahaan yang telah sukses menggaet investor luar untuk mengendalikan perusahaan. Selain itu Netflix tidak masuk ke dalam kelompok yang dipanggil oleh Kongres dalam rapat komite antimonopoli.
Co-Chief Executive Officer Netflix Reed Hastings pernah berkata bahwa persaingan terbesar perusahaannya adalah video game dan video pendek buatan sendiri. Hastings bahkan secara khusus menyebut TikTok sebagai pesaing baru, khususnya dalam pendapatan dan catatan pemegang saham perusahaan.
"Pertumbuhan TikTok luar biasa, menunjukkan kelancaran hiburan internet," tulis Netflix.
Simak Video "Video: 7 Film dan Serial Terbaru Netflix Indonesia yang Akan Rilis Tahun Ini"
[Gambas:Video 20detik]