Kapan Bioskop Buka Lagi?

Kapan Bioskop Buka Lagi?

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 11 Agu 2020 07:33 WIB
Ilustrasi bioskop
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Pengusaha bioskop masih harus gigit jari karena belum mendapatkan izin beroperasi dari pemerintah provinsi DKI Jakarta. Tadinya layar lebar bakal dibuka pada 29 Juli 2020, tapi batal karena penyebaran virus Corona masih terus melambung.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengungkapkan nasib dibuka atau tidaknya bioskop di DKI diputuskan pada 14 Agustus nanti seiring perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sampai 13 Agustus.

"Tanggal 29 kemarin (bioskop batal dibuka) terpaksa ya kita tunggu Agustus ini. Tanggal tanggal 14 ini nanti kita tunggu seperti apa," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (10/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan bahwa bioskop di daerah sudah mendapatkan izin beroperasi. Tapi jika bioskop di Jakarta masih tutup maka pemilik film tidak mau mendistribusikan produknya ke bioskop di daerah. Otomatis pengusaha layar lebar di luar Jakarta tak mendapat suplai film nasional maupun luar negeri, kecuali film lokal.

"Permasalahannya kan di filmnya. Film itu kan ada di Jakarta. Jadi pemilik film kan nggak mau kalau diputar di daerah dulu kemudian nanti di Jakarta," terang Djonny.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkapkan pihaknya sudah mengantisipasi jika PSBB transisi diperpanjang. Tapi sebetulnya sudah banyak yang menginginkan agar bioskop segera dibuka.

"Jadi ini sebetulnya sih sudah banyak sekali yang minta supaya dibuka bioskop," sebutnya.

Masih tutupnya layar lebar di ibu kota membuat bioskop di daerah kena imbasnya karena tak mendapat suplai film. Padahal mereka sudah mendapatkan izin. Mereka pun mencoba beroperasi hanya dengan mengandalkan film-film lokal. Tapi hasilnya tak optimal dan hanya memberi napas sementara.

"Satu kan ada di Kendari. Kendari itu kan sudah dicoba tanggal 7 Juli tuh, tutup akhirnya kan. Baru buka lagi kemarin 2 hari ada film lokal tuh. Itu nggak lama juga umurnya tutup lagi nanti," sebut Djonny.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Menurutnya agar pengusaha bioskop dapat terus beroperasi butuh banyak suplai film nasional maupun luar negeri. Pihaknya pun tidak diam saja. Dia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta agar bioskop bisa beroperasi kembali.

Dia mencatat bioskop sudah tutup sejak akhir Maret yang artinya sudah berjalan 5 bulan. Tak dapat disangkal itu membuat mereka rugi.

"Ya sudah pasti rugi lah, sudah rugi lah. Cuma kalau kita teriak rugi kan orang juga banyak yang rugi dari kita ya. Kita gentle saja lah, rugi sih pasti," sebutnya.

Pihaknya pun tetap harus menanggung tagihan listrik yang nilainya tidaklah kecil meskipun bioskop tak beroperasi. Biaya abonemen yang harus ditanggung untuk satu bioskop sekitar Rp 10-15 juta. Jika listrik tak dibayar maka akan dicabut oleh PLN.

Belum lagi pihaknya harus tetap membayar pegawai meskipun tak mendapatkan pemasukan akibat tutupnya bioskop. Ditambah perawatan bioskop harus tetap dijalankan secara rutin.

Djonny mengungkapkan pihaknya membutuhkan insentif dari pemerintah untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya pemerintah harus adil kepada setiap pelaku usaha. Untuk itu pihaknya juga menginginkan ada insentif bagi industri bioskop.

"Itu jangan dipungut dulu pajak bioskopnya, pajak hiburannya selama satu tahun. Kita nggak cengeng kok, kita nggak minta duit, tolong keringanan kebijakan satu tahun jangan dipungut dulu. Itu (pajaknya) antara 10%, 15%, 20%, tergantung daerahnya, berbeda-beda," kata dia.

Dia berharap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bisa menyurati para kepala daerah agar memberikan keringanan tersebut.

"Kepada Menteri Dalam Negeri supaya buatkan surat edaran ke daerah-daerah ke Dinas Pendapatan Daerah supaya memberikan keringanan satu tahun jangan dipungut dulu pajak hiburan bioskop," sebutnya.

Keringanan pajak itu juga diharapkan bisa membantu pengusaha bioskop yang ketika beroperasi di masa kenormalan baru hanya bisa mengisi 50% kapasitas kursi.

"Jadi kan kalau dikasih keringanan itu satu tahun saja akan meringankan kita juga. Kenapa? Isi (penonton) kita kan juga nggak boleh penuh, separuh kalau nanti jadi jalan. Jadi 50% isinya," tambahnya.



Simak Video "Video: Menbud Fadli Zon Ungkap Indonesia Masih Kekurangan Layar Bioskop"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads