Ekonomi Thailand mengalami tekanan besar pada kuartal II 2020 bahkan terparah sejak krisis keuangan 1998. Thailand pun resmi masuk jurang resesi.
Mengutip Reuters, Selasa (18/8/2020), berdasarkan data badan perencanaan negara, penurunan pariwisata asing memberikan tekanan besar pada Thailand karena pandemi Corona. Tak hanya itu, Corona juga memukul konsumsi, investasi swasta dan ekspor.
Deputi Baru Perdana Menteri Supattanapong Punmeechaow mengatakan pemerintah akan mengumumkan lebih banyak stimulus bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mendukung ekonomi dan semua kelompok orang yang terkena dampak (resesi)," katanya.
Baca juga: Resesi Ekonomi Thailand Terparah Sejak 1998 |
Data juga menunjukkan, kontraksi tersebut merepresentasikan masalah lain bagi pemerintah yang juga tengah menghadapi protes anti-pemerintah.
"Rilis ekonomi hari ini menggarisbawahi jatuhnya permintaan agregat, baik secara eksternal maupun internal," kata Kobsidthi Silpachai, kepala riset pasar modal Kasikornbank.
"Pemulihan akan berlangsung lama karena guncangan pada sisi permintaan dan pasokan telah menjadi yang paling parah dalam ingatan yang masih hidup," sambungnya.
Ekonomi Thailand yang sangat bergantung pada pariwisata dan ekspor tercatat minus 12,2% pada kuartal II 2020 dibanding periode yang dari tahun sebelumnya. Kondisi itu sekaligus mengantar Thailand ke jurang resesi menyusul raihan kuartal I yang minus 2%.
Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan ekonomi akan menyusut 13,3% tahun ke tahun dan turun 11,4% kuartal ke kuartal.
(acd/dna)