Singapura resmi masuk jurang resesi akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Produk domestik bruto (PDB) Singapura pada penutupan kuartal Juni lalu tercatat minus hingga 13,2%.
Meski begitu, kekayaan gabungan dari 50 orang terkaya di Singapura malah naik 28% dibanding tahun sebelumnya. Negeri Singa, yang jadi magnet bagi para taipan di seluruh dunia, diuntungkan karena telah menyediakan rumah bagi para ekspatriat kaya di sana, yang mana beberapa di antaranya bahkan sampai mengambil status kewarganegaraan.
Berikut daftar lima orang terkaya di Singapura dikutip dari Forbes:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Zhang Yong & Shu Ping (Rp 275,5 triliun)
Pasangan suami istri Zhang Yong dan Shu Ping menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Singapura, dengan US$ 19 miliar atau setara dengan Rp 275,5 triliun (asumsi Rp 14.500/US$). Kekayaan mereka didapat dari bisnis jaringan hot pot Sichuan Haidilao yang go public pada September 2018.
Zhang kini menjadi pemimpin Haidilao, sedangkan istrinya Ping, yang juga salah satu pendiri, menjadi direktur di perusahaan tersebut.
Haidilao kini memiliki US$ 3,8 miliar atas penjualannya dari 768 restoran, yang sebagian besar berada di China dan di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, beserta Singapura. Haidilao terkenal dengan hidangan pedas dan layanan pelanggannya yang penuh perhatian, termasuk menawarkan manikur gratis untuk para pelanggan yang menunggu.
2. Li Xiting (Rp 258,1 triliun)
Li Xiting merupakan salah satu pendiri dan ketua perusahaan alat kesehatan Mindray Bio-Medical Electronics yang didirikan pada 1991 dengan kantor pusat di Shenzhen. Li, memegang gelar sarjana dari Universitas Sains dan Teknologi China, kini menempati posisi kedua orang terkaya di Singapura dengan kekayaan US$ 17,8 miliar atau Rp 258,1 triliun.
Li Xiting sekarang menjadi warga negara Singapura yang dinaturalisasi, sama seperti Zhang Yong
Peningkatan permintaan ventilator Mindray dan perangkat medis lainnya membuat saham Li yang terdaftar di Shenzhen melonjak di tengah pandemi COVID-19. Mindray telah menyumbangkan perangkat medis senilai US$ 4,6 juta ke rumah sakit selama pandemi COVID-19, termasuk untuk Wuhan dan Italia utara.
3. Goh Cheng Liang (Rp 214,6 triliun)
Goh Cheng Liang mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari saham Nippon Paint Holdings Jepang, produsen cat terbesar keempat di dunia. Maka tak heran taipan cat ini menduduki peringkat ketiga dengan kekayaan bersihnya meningkat menjadi US$ 14,8 miliar atau Rp 214,6 triliun dari US$ 9,5 miliar tahun lalu.
Goh, yang kini berusia 93 tahun, mulai membuat cat di sebuah pabrik kecil di Singapura sebelum bermitra dengan Nippon Paint Jepang pada 1962. Putra Goh, Hup Jin, ditunjuk sebagai ketua Nippon Paint pada Maret 2018 dan juga menjalankan usaha patungan pribadi mereka, Nipsea.
Pada 2019, Nippon Paint mengakuisisi DuluxGroup, produsen cat terbesar di Australia, seharga US$ 2,7 miliar dan Betek Boya dari Turki seharga US$ 247 juta.
4. Eduardo Saverin (Rp 203 triliun)
Saverin adalah salah satu co-founder Facebook, yang didirikan bersama Mark Zuckerberg pada saat masih di Harvard pada 2004. Saverin kini memiliki kekayaan US$ 14 miliar atau Rp 203 triliun.
Sebagai seorang kapitalis ventura, Saverin, yang kini berusia 28 tahun, masih memperoleh sebagian besar kekayaannya dari sahamnya yang kecil tapi berharga di Facebook.
Pada 2016, dia meluncurkan dana ventura B Capital, dengan BCG dan veteran Bain Capital Raj Ganguly. Sejauh ini, dana tersebut telah mengumpulkan US$ 766 juta dan berinvestasi di perusahaan teknologi tahap akhir di Asia, Eropa, dan AS.
Berasal dari Brasil, Saverin kini telah menjadi penduduk Singapura sejak melepaskan kewarganegaraan AS pada 2012 menjelang IPO Facebook.
5. Robert & Philip Ng (Rp 191,4 miliar)
Terakhir, ada kakak-adik Robert dan Philip Ng yang memiliki kekayaan gabungan US$ 13,2 miliar atau Rp 191,4 miliar dari real estate Far East Organization, yang juga tuan tanah dan pengembang properti terbesar di Singapura.
Grup Far East Organization ini didirikan oleh ayah mereka, Ng Teng Fong, yang pindah dari China ke Singapura pada 1934 dan kemudian dikenal sebagai 'The King of Orchard Road'.
Cabang Hong Kong mereka, Sino Group, diawasi oleh kakaknya Robert dan putranya Daryl, sementara Philip mengawasi kepentingan di Singapura. Pada Oktober 2019, Ng bersaudara membuka Fullerton Hotel Sydney dengan 416 kamar di sebuah bangunan warisan berusia 146 tahun yang digunakan untuk kantor pos umum.
(dna/dna)