Jati Diri Perusahaan Arab yang Mau Pasok Vaksin Corona, Dahlan Kaget

Round-Up Berita Terpopuler

Jati Diri Perusahaan Arab yang Mau Pasok Vaksin Corona, Dahlan Kaget

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 23 Agu 2020 21:01 WIB
Vaksin Covid-19
Ilsutrasi vaksin Corona (Foto: iStock)
Jakarta -

Uni Emirat Arab (UEA) disebut-sebut siap memasok 10 juta dosis vaksin Corona ke Indonesia. Adapun perusahaan UEA yang menyatakan kesiapan diri soal stok dosis vaksin tadi adalah perusahaan teknologi kesehatan G42 Healthcare AI Holding Rsc Ltd.

Informasi tersebut bersanding dengan sederet berita terpopuler lainnya sepanjang hari ini.

Simak deretan lengkap berita terpopuler di kanal detikFinance sepanjang hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jati Diri Perusahaan Arab yang Mau Pasok Vaksin Corona ke RI

Uni Emirat Arab (UEA) disebut-sebut siap memasok 10 juta dosis vaksin Corona ke Indonesia. Adapun perusahaan UEA yang menyatakan kesiapan diri soal stok dosis vaksin tadi adalah perusahaan teknologi kesehatan G42 Healthcare AI Holding Rsc Ltd.

ADVERTISEMENT

Apa itu G42 Health Care Al Holding Rsc Ltd dan bagaimana perusahaan ini bisa memproduksi vaksin Corona?

Melansir laman resminya, G42 adalah perusahaan teknologi kesehatan berbasis artificial intelligence (AI) dan cloud computing terkemuka asal Abu Dhabi. Tidak hanya di sektor kesehatan saja, hasil penelitian dan pengembangan teknologi G42 ini turut diterapkan pada berbagai sektor mulai dari pemerintahan, keuangan, penerbangan dan perhotelan, hingga minyak dan gas.

G42 bisa terlibat dalam pengembangan vaksin Corona lewat kerja sama dengan Sinopharm CNBG (China National Biotech Group).

Sinopharm memilih UEA karena ada sekitar 200 kebangsaan yang berbeda yang tinggal di sana. Sehingga memudahkan Sinopharm menguji efektifitas uji klinis vaksin tersebut. Sedangkan, G42 Healthcare dalam pengembangan dosis vaksin ini berperan sebagai pihak yang menyediakan laboratorium dan teknologi untuk penelitian terhadap vaksin baru tersebut, memetakan dan memprediksi tren wabah, mutasi virus dan membantu memerangi penyakit.

Dikutip dari South China Morning Post, G42 dan Sinopharm CNBG sudah memulai uji klinis tahap akhir pada manusia sejak 23 Juni 2020 lalu di UEA. Uji coba tersebut dilakukan bekerja sama dengan pemerintah Abu Dhabi dan melibatkan 15.000 peserta.

Jenis vaksin yang dikembangkan adalah inactivated vaccine atau vaksin Corona yang sudah dilemahkan. Kandidat vaksin ini diklaim menjadi yang pertama di dunia yang menunjukkan imunogenisitas dan keamanan yang sangat bagus.


Dahlan Kaget Dengar Target Ekonomi 2021

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku kaget dengan target pertumbuhan ekonomi yang dibidik pemerintah di tahun 2021. Hal itu diungkap Dahlan dalam tulisannya berjudul Vaksin Merdeka di laman pribadinya disway.id.

"Apalagi pemerintah sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan antara 4,5 sampai 5 persen. Angka yang sangat optimistis. Saya sampai terkaget-kaget," katanya seperti dikutip detikcom, Minggu (23/8/2020).

Tulisan Dahlan itu membahas soal pembelian dan produksi vaksin Corona. Dahlan melanjutkan, dengan target pertumbuhan seperti itu berarti vaksinasi diprioritaskan pada orang yang terkait sektor-sektor ekonomi.

"Berarti prioritas vaksinasi nanti harus dikaitkan dengan sektor-sektor ekonomi: para karyawan pabrik, para pramugari dan awak angkutan, komunitas pasar, dan seterusnya," ujarnya.

3 Masalah Utama Infrastruktur RI

Ambruknya Tol Cibitung-Cilincing mesti menjadi perhatian serius pemerintah. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman N Karumpa mengungkap, setidaknya ada 3 poin masalah pekerjaan infrastruktur di Tanah Air.
1. Material Impor dan Temuan SNI Abal-abal

Andi mengatakan, material impor memang menjadi salah satu masalah dalam pekerjaan konstruksi. Apalagi, banyak temuan yang menunjukkan barang-barang ini tidak sesuai standar.

"Sekarang kan maraknya begitu banyak barang impor yang masuk ke Indonesia yang membuat TKDN tidak mampu. Kita berteriak sana-sini menggunakan produk dalam negeri, tapi kebanjiran barang impor yang laku. Yang konon banyak temuan, bahkan sudah masuk kepolisian yang hanya menempelkan label SNI," katanya kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).
2. Adu Murah saat Lelang

Masalah selanjutnya ialah proses pelelangan proyek, di mana proses lelang ini terdapat ruang untuk menawar proyek dengan harga serendah mungkin.

"Yang menjadi menjadi problem utama dalam proses pelelangan itu temen-temen karya, BUMN ini saling banting-bantingan harga dalam melaksanakan poyek. Ada yang menawar 65%, 70% bagaimana Anda bisa mendapatkan kualitas pekerjaan dengan baik," terangnya.
3. 'Kebut-kebutan' Pekerjaan Proyek

Dia menambahkan, yang perlu menjadi perhatian ialah pengawasan keselamatan pekerja. Apalagi, pekerjaan konstruksi sebelum adanya Corona sangat dituntut target.

"Nah belum lagi waktu itu kemarin semua kejar target, saat groundbreaking semua kepengen cepet-cepet menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhaikan kualitas pekerjaan itu. Semua kejar target, belum lagi masa pandemi. Di masa pandemi tentu infrastruktur tidak boleh berhenti semua harus berjalan, tapi sistem ptotokol COVID harus kita jalankan dengan baik," terangnya.



Simak Video "Tiba di KPK, Dahlan Iskan Diperiksa Jadi Saksi Kasus LNG Pertamina"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads