Ekonomi Bakal Minus hingga Akhir Tahun, Mulan Jameela Cecar Bos PLN

Round-Up Berita Terpopuler

Ekonomi Bakal Minus hingga Akhir Tahun, Mulan Jameela Cecar Bos PLN

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 25 Agu 2020 21:00 WIB
Poster
Ilustrasi dampak Corona ke ekonomi/Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Berita terpopuler detikFinance Selasa (25/8/2020) tentang ancaman resesi bagi Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Indonesia akan berada pada zona negatif sepanjang 2020 ini.

Selain itu, berita terpopuler lainnya tentang anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra Mulan Jameela mencecar Dirut PLN, Zulkifli Zaini, soal utang Rp 694,79 triliun.

Selanjutnya ada pula berita tentang sorotan terhadap Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di tengah kerugian PT Pertamina (Persero). Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca berita-berita terpopuler detikFinance berikut ini. Langsung klik halaman selanjutnya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ekonomi Indonesia akan berada di zona negatif untuk keseluruhan tahun. Berarti RI masuk resesi dong?

Resesi ekonomi terjadi ketika sebuah negara mengalami kontraksi atau ekonominya minus selama dua kuartal berturut-turut. Nah, ekonomi Indonesia sendiri sudah minus 5,3% di kuartal II-2020.

Sementara di kuartal I-2020 masih positif 2,97% jadi Indonesia belum masuk resesi. Jadi jika di kuartal III-2020 ekonomi kembali negatif, bisa dipastikan Indonesia resesi.

"Kita lihat kondisi outlook ekonomi kita, downside risk menjadi lebih besar, atau kemungkinan perekonomian akan berada pada zona negatif keseluruhan tahun. Downside menjadi tanda yang cukup nyata yang harus kita kelola di kuartal III dan IV," kata Sri Mulyani saat membuka konferensi pers APBN KiTa melalui virtual conference, Selasa (25/8/2020).

Baca selengkapnya di sini: Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Minus Sampai Akhir Tahun, Resesi Dong?

Langsung klik halaman selanjutnya


Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra Mulan Jameela menyoroti kondisi keuangan PT PLN (Persero). Khususnya, mengenai utang perusahaan listrik pelat merah yang besar.

Mulan menyebut, jika merujuk laporan keuangan kuartal I-2020 PLN memiliki utang jangka panjang Rp 537 triliun dan utang jangka pendek Rp 157,79 triliun. Jadi, total utang PLN Rp 694,79 triliun.

"Seperti diketahui utang untuk membiayai proyek infrastruktur listrik 35.000 MW. PLN tidak punya dana sendiri sehingga harus melakukan pinjaman kepada perbankan Rp 100 triliun per tahun untuk tujuan membangun pembangkit. Dengan kondisi keuangan seperti ini tentu saja cukup mengagetkan dan tidak sehat," katanya dalam rapat Komisi VII dengan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini di Komisi VII, Selasa (25/8/2020).

Ia pun mempertanyakan upaya PLN menjamin ketersediaan listrik tanpa adanya kenaikan tarif kepada masyarakat.

"Yang ingin saya tanyakan dengan kondisi seperti ini bisakah PLN menjamin ketersediaan listrik nasional tanpa harus menaikkan tarif listrik kepada masyarakat," ungkapnya.

Selanjutnya, ia mempertanyakan bagaimana langkah PLN untuk membayar utang tersebut.

"Apa langkah yang dilakukan PLN untuk mengatasi dan membayar utang tersebut," sambungnya.

Baca selengkapnya di sini: Mulan Jameela Cecar Bos PLN soal Utang Rp 694 T

Langsung klik halaman selanjutnya


Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina (Persero) mencatat kerugian US$ 767,92 juta atau setara dengan Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500) pada periode semester I 2020.

Kerugian ini terjadi karena penurunan penjualan yang drastis hingga 19,84% menjadi hanya US$ 20,48 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 25,55 miliar.

Apakah kondisi ini mencerminkan Ahok Effect nggak ngefek lagi di Pertamina?

Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan kondisi ini merupakan dampak keras dari pandemi COVID-19 yang terjadi dan menekan seluruh sektor perekonomian.

"Kalau ada yang mengaitkan dengan pak komut (Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama/Ahok) ya wajar, karena pak Komut juga suka overclaim. Tapi kondisi ini sebenarnya wajar, karena memang bisnis juga sedang turun," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (25/8/2020).

Baca selengkapnya di sini: Pertamina Rugi Rp 11 T, Gak Ada 'Ahok Effect'?



Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads