Menperin Ungkap Alasan Pabrik LG Tetap Beroperasi di Tengah Pandemi

Menperin Ungkap Alasan Pabrik LG Tetap Beroperasi di Tengah Pandemi

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 27 Agu 2020 14:45 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Dok. Kemenperin
Jakarta -

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang tak berhenti beroperasi selama pandemi virus Corona (COVID-19). Selama operasinya di tengah pandemi, beberapa perusahaan industri manufaktur mengumumkan adanya pegawai yang terpapar Corona seperti pabrik Unilever dan LG.

Baru-baru ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi menyatakan pabrik LG di kawasan MM 2100, Cibitung menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 setelah 242 karyawan dinyatakan terpapar virus tersebut. Meski begitu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan mengapa pabrik-pabrik di sektor industri tetap beroperasi selama pandemi virus Corona (COVID-19).

"Industri manufaktur merupakan sektor yang sejak awal sudah punya pedoman di mana industri-industri itu bisa menjalani operasional. Karena melalui Permenkes nomor 9 tahun 2020 memang ditetapkan industri manufaktur dikecualikan dari yang tutup," jelas Agus di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut Agus pihaknya tak pernah memaksakan para pabrik tetap beroperasi. Oleh karenanya, izin operasional di tengah pandemi bisa diajukan pabrik kepada Kemenperin secara sukarela.

"Begitu ada perusahaan yang ajukan izin sukarela, dia harus ikuti kewajiban yang ditetapkan. Protokol kami sudah sangat lengkap," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Terkait LG sendiri, Agus mengungkapkan selama ini pabrik multi-nasional tersebut sudah punya komitmen ekspor dengan pelanggan di luar negeri. Sehingga, di tengah pandemi ini pabrik LG harus tetap beroperasi untuk memenuhi komitmen ekspor tersebut.

"Kita nggak boleh lupa lagi punya komitmen dengan buyer yang ada di luar negeri. Mereka harus ekspor terhadap produk-produk yang sudah jadi komitmen mereka. Jadi tentu kita harus sangat bijak," jelas Agus.

Selain adanya komitmen, pandemi ini jadi peluang bagi sektor industri dalam negeri untuk merebut pasar global di mana pabrik di negara lain harus tutup karena kebijakan lockdown.

"Negara lain lakukan lockdown industri nggak bisa kerja. Sehingga market-market global ekspor yang biasanya dipenuhi negara-negara lain yang jadi kompetitor kita. Mereka nggak sanggup penuhi, karena pabrik-pabriknya ditutup. Sehingga masuk produk-produk Indonesia untuk menggantikan produk-produk negara lain yang lockdown. Itu salah saTu penyebab ekspor kita naik 15% di bulan Juli," paparnya.

Agus menegaskan, operasional industri manufaktur khususnya LG itu harus berlanjut. "Saya tidak mau komitmen ekspor LG diisi oleh negara lain. Saya nggak mau itu. Itu harus dikelola dengan baik," tegasnya.

Meski begitu, sekali lagi ia menegaskan protokol kesehatan wajib diterapkan dan sudah menjadi komitmen bagi pabrik yang memilih beroperasi.



Simak Video "Video: Lampu Hijau Pemerintah untuk Apple Boyong iPhone 16 ke Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads