Ekonomi India terkontraksi dalam pada kuartal II karena kebijakan lockdown. Ekonomi India terjun bebas hingga 23,9% pada kuartal II dibanding tahun sebelumnya.
Mengutip CNN, Selasa (1/9/2020), kemerosotan ekonomi negara tersebut lebih buruk dari perkiraan para ekonom dan menjadi salah satu negara yang mengalami kontraksi paling parah akibat pandemi.
Investasi turun 47% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara konsumsi rumah tangga menyusut hampir 27%, menurut Capital Economics. Konsumsi pemerintah meningkat 16%, tetapi itu tidak cukup untuk mengimbangi penurunan tajam aktivitas di sektor lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shilan Shah dari Capital Economics mengatakan kuartal kedua akan menandai titik terendah bagi ekonomi India. Tanda-tanda pemulihan sangat lambat meski lockdown dilonggarkan.
"Cepatnya penyebaran virus corona akan mengurangi permintaan domestik," kata Shah.
"Terlebih lagi, respons fiskal yang mengecewakan terhadap krisis akan menjamin warisan pengangguran yang lebih tinggi, kegagalan perusahaan dan sektor perbankan yang melemah yang akan membebani investasi dan konsumsi," paparnya.
Menurut data Universitas Johns Hopkins kasus Corona di India telah mencapai 3,6 juta. Sebanyak 64.500 orang telah meninggal.
(acd/fdl)