Jakarta -
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka makin mantap melangkah sebagai calon wali kota di Pilkada Solo 2020. Hari ini, Jumat (4/9) Gibran bersama Teguh Prakosa diagendakan bakal mendaftar sebagai peserta Pilkada Solo tepat di hari pertama pembukaan pendaftarannya.
Sebelum melangkah ke dunia politik, Gibran lebih dikenal sebagai pebisnis muda yang sukses. Lalu, bagaimana rekam jejak perjalanan karier ayah kandung Jan Ethes Srinarendra ini hingga akhirnya memilih terjun ke dunia politik?
Dunia Usaha
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran Solo 32 tahun silam ini mengawali karirnya sebagai pengusaha katering bernama Chili Pari. Meski sang ayah berharap ia meneruskan usaha mebel miliknya, Gibran memilih merintis usaha sendiri dengan modal yang didapatnya dari pinjaman bank.
Saat memulai bisnis pertamanya itu, modal yang dikeluarkan Gibran cukup fantastis yakni mencapai ratusan juta rupiah.
"Nggak perlu disebutinlah. Ya ratusan juta," kata Gibran di Kantor Transmedia, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2018).
Ia mengaku Jokowi tidak memberikan bantuan modal kepada Gibran untuk memulai usaha kateringnya. Sebagai sang bapak, Jokowi hanya memberikan saran.
"Kalau modal nggak sih. Saya dari dulu apa-apa sendiri sih," ujar Gibran.
Ia bercerita di awal merintis usahanya menerima pesanan makanan yang jumlahnya belum banyak. Ia ingat pesanan kateringnya di awal-awal baru untuk 50 orang saja.
"Wah lupa banget, 50 atau berapa gitu. Dikit banget," tutur Gibran.
Setelah itu, omzet yang bisa dikantongi Gibran lebih dari Rp 1 miliar per bulannya. Ia mengungkapkan bahwa bisnis makanan memiliki keuntungan yang cukup besar.
"Kalau makanan cepat lah, kalau cabangnya udah banyak pasti di atas Rp 1 (miliar)," kata Gibran.
Gibran menceritakan bahwa membangun bisnis katering tentu berbeda dengan bisnis restoran. Pasalnya bisnis restoran membuat orang penasaran untuk mencobanya dan bisa dibeli sesuai kebutuhan.
Sedangkan, untuk bisnis katering orang tidak ingin mencoba-coba untuk memesannya. Pasalnya, pesanan katering umumnya dalam jumlah yang banyak.
"Tantangannya banyak, kalau restoran sama katering tuh beda. Kalau restoran biasanya restoran baru orang kan lebih punya rasa penasaran. Jadi kalau ada restoran baru biasanya orang bilang 'eh ini ada restoran baru kita coba ini yuk' kan gitu. Kalau katering kan nggak mungkin, misalnya ada orang mau nikah terus pengin nyoba-nyoba katering baru itu sangat jarang sekali," kata Gibran.
Kunci utama sukses membangun sebuah bisnis, kata Gibran adalah untuk tidak malu memulai usaha dari skala terkecil dulu. Sebab, menurutnya, lebih baik merintis usaha sendiri dibandingkan menjadi karyawan.
"Yang penting jangan malu untuk memulai dari sesuatu yang kecil. Jadi kalau saya prinsipnya daripada ikut orang lain jadi PNS lebih baik buka warung kecil bisa jadi," kata Gibran.
Mengenai modal, ia juga mengatakan tidak perlu khawatir karena banyak alternatif pendanaan. Kebutuhan modal bisa didapatkan dari bank hingga menjalin kerja sama dengan teman.
"Kalau modal kan bisa didapatkan berbagai cara, misalnya pinjam. Pinjam dari bank, atau kali dari bank ditolak bisa pinjam dari koperasi atau kalau sekiranya dua cara ini terlalu riskan karena ada bunganya kita bisa cari partner," tutur Gibran.
Sukses dengan bisnis katering, Gibran kembali memperkuat pijakannya di dunia bisnis. Ia membuka bermacam-macam jenis bisnis, beberapa di antaranya dibangun bersama sang adik, Kaesang Pangarep.
Dunia politikBerikut ini rekam jejak Gibran di dunia politik:
1. Awalnya Jarang Terlihat
Pada masa kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pemilu 2014, Gibran jarang terlihat di depan publik. Jokowi saat itu lebih sering ditemani oleh Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.
Gibran muncul di hari ketika Jokowi akan dilantik menjadi Presiden 2014-2019 pada Senin, 20 Oktober 2014. Saat ditanya oleh media mengapa ia jarang terlihat bersama ayahnya tampil di publik, Gibran beralasan sibuk dengan pekerjaannya.
"Saya kan kerja. Kalau saya pengangguran, ya saya ikut bapak saya," ujar Gibran di rumah kegubernuran DKI Jakarta, Jalan Taman Surapati 7, Menteng, Jakarta, Senin (20/10/2014).
2. Ogah Berpolitik
Saat bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada April 2018, Gibran mengatakan pertemuan keduanya tidak ada hubungannya dengan politik. AHY pun menegaskan bahwa pertemuan ini hanya sekedar silaturahmi dengan putra-putri presiden atau mantan presiden.
Dalam kesempatan yang sama, Gibran pun mengutarakan bahwa ia tidak ingin ikut campur dengan dunia politik.
"Saya juga tidak mau berpolitik. Yang merah, biru, hijau, dan lainnya. Hari ini saya cuma sebagai teman saja. Kita cuma silaturahmi," ujar Gibran di salah satu outlet Markobar di Solo, Jawa Tengah, Senin (9/4/2018).
3. Pandangan Jokowi tentang Minat Politik Gibran
Presiden Jokowi pun pernah memberikan pandangannya tentang aspirasi Gibran untuk terjun ke dunia politik. Hal ini disampaikan Jokowi di sela acara Bincang Santai Keluarga Presiden Jokowi dengan Media di Restoran Grand Garden, kompleks Kebun Raya Bogor, Sabtu (8/12/2018).
Gibran Rakabuming Raka, kata Jokowi, sama sekali tidak memiliki keinginan untuk berpolitik. Begitu pula Kaesang, putra bungsunya, yang menurutnya lebih tertarik mengikuti jejak bisnis sang kakak.
"Kalau saya lihat ya, saya sebagai bapaknya anak-anak. Kan sering ngomong-ngomong, ngobrol, ngomong-ngomong, ngobrol. Gibran ini belum. Feeling politiknya kok belum. Masih senang 100 persen di dunia usaha," kata Jokowi.
4. Mengaku Tertarik Politik
Gibran Rakabuming Raka akhirnya mengaku bahwa ia tertarik pada dunia politik, tapi tidak untuk saat ini. Hal itu dia sampaikan saat tampil di acara 'Mata Najwa' bersama keluarganya yang tayang di Trans7 pada 12 Desember 2018.
"Kalau tertarik, jujur saya tertarik politik. Tapi tidak sekarang. Mungkin 20 tahun lagi," ujar Gibran.
5. Jadi Nominator Wali Kota Versi Survei
Pada 25 Juli 2019, Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta merilis hasil survei calon Wali Kota Solo periode 2020-2025. Dalam survei tersebut, ada dua nama anak Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Survei tersebut melibatkan 766 responden dan terkait tiga hal, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas tokoh. Dalam hal popularitas nama Gibran dan Wakil Wali Kota Surakarta saat ini, Achmad Purnomo mendapat angka tertinggi dengan 90 responden.
Sedangkan dalam hal akseptabilitas, Achmad Purnomo mendapatkan angka tertinggi dengan 83 responden. Kemudian disusul Gibran, Ketua DPRD Surakarta saat ini, Teguh Prakosa, dan Kaesang.
Kemudian dalam hal elektabilitas, Achmad Purnomo menjadi tokoh dengan pemilihan terbanyak, yakni 38 persen. Kemudian disusul Gibran dengan 13 persen.
6. Bertemu Wali Kota Solo
Gibran Rakabuming mendatangi rumah dinas Wali Kota Surakarta yang juga Ketua DPC PDIP Surakarta FX Rudi Hadyatmo pada Rabu (18/9/2019) pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut Rudi mengungkap bahwa Gibran menanyakan syarat untuk mengikuti Pilkada Solo 2020.
"Cuma nanya-nanya biasalah, tentang bagaimana mekanisme pencalonan dan sebagainya. Ya saya beri paparan," ujar Rudy di rumah dinasnya, Loji Gandrung, Rabu (18/9/2019).
Rudy melanjutkan ada beberapa syarat untuk mendaftar sebagai bakal calon peserta Pilkada 2020, antara lain memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP.
"Kalau daftar, syaratnya ada. Harus KTA, ada tes. Yang beri rekomendasi itu DPP, saya hanya mengantar kader PDIP," kata dia.
Simak Video "Video Gibran: Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia Lewat Industri Halal"
[Gambas:Video 20detik]