Harga logam mulia atau emas batangan Antam menjelang pemberlakuan PSBB Jakarta yang pertama kali sempat naik signifikan. Harga emas Antam saat itu, 7 April 2020, melompat hingga Rp 32.000 dan membawanya ke level Rp 963.000 per gram.
Lalu, apakah pemberlakuan PSBB Jakarta kembali kali ini bisa membuat harga emas lompat lebih tinggi lagi dari harga saat ini?
Menurut Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra pergerakan harga emas kali ini tidak banyak terpengaruh oleh kebijakan PSBB Jakarta. Ariston menerangkan, yang membuat harga emas melonjak tinggi saat menjelang pemberlakuan PSBB Jakarta yang pertama kali adalah karena tingginya kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi COVID-19 bukan karena PSBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan harga emas dan pelemahan rupiah waktu itu terkait dengan kekhawatiran pasar terhadap pandemi COVID-19 dan pelambatan ekonomi yang menyertainya. Pasar baru pertama kali merasakan kondisi tersebut dan terjadi kepanikan. Tapi saat ini situasi jauh dari kata panik dan berbagai usaha untuk mengendalikan pandemi masih berlangsung termasuk pembuatan vaksin yang akan menjadi solusi pandemi," ujar Ariston kepada detikcom, Jumat (11/9/2020).
Untuk itu, ia memprediksi kalaupun ada kenaikan harga emas saat diterapkan kembali PSBB Jakarta, maka tidak akan setinggi sebelumnya.
"Jadi mungkin kenaikan harga emas tidak sekuat dan secepat kenaikan sebelumnya," tegasnya.
Baca juga: Harga Emas Antam Naik Tipis, Mau Beli? |
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi. Menurut Ibrahim, pergerakan logam mulia pada dasarnya akan mengikuti pergerakan harga emas internasional.
Harga emas internasional saat ini, lanjut Ibrahim, cenderung melemah. Namun, karena adanya kebijakan PSBB Jakarta, paling tidak pelemahan harga logam mulia tidak akan sedalam harga emas internasional. Sebab, ditahan oleh penurunan rupiah akibat adanya kebijakan PSBB Jakarta tadi.
"Pelemahan rupiah ini mengakibatkan penurunan harga emas internasional itu tertahan," jelasnya.
Harga emas internasional saat ini mengalami pelemahan lantaran investor sudah bisa menebak bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan bersikap dovish pada kebijakan moneternya saat ini yakni dengan menahan suku bunga acuan dan tetap menggelontorkan program stimulusnya. Hal itu tentu tak membawa pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga emas internasional.
"Kenapa karena orang sudah tau, bahwa ECB ini akan dovish, pasti akan dovish dalam kondisi saat ini dan pasti akan menunggu vaksin dulu, sehingga akan berdampak tidak terlalu signifikan terhadap emas," katanya.
(eds/eds)