Komisi IV DPR RI siang ini memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk membahas rencana kerja anggaran (RKA) Kementan tahun 2021. Rapat kerja (Raker) ini bertujuan untuk menetapkan RKA Kementan sebelum diserahkan ke Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada esok hari, Selasa (15/9).
Raker ini dipimpin oleh Ketua Komisi IV dari fraksi PDIP Sudin. Raker ini dijadwalkan pukul 09.30 WIB, namun baru dimulai pukul 10.20 WIB. Dalam pembukaan rapat, Sudin sempat menyinggung soal proyek pembangunan Lumbung Pangan Nasional (Food Estate) di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Awalnya, ia menyoroti anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebesar Rp 1,7 triliun. Dari besaran tersebut 29,21% atau sebesar Rp 498,62 miliar adalah untuk belanja pegawai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat di Litbang ini pegawainya saja gajinya hampir setengah triliun, belum belanja tetap, dan lain-lain. Saya berpikir, dengan Rp 1,7 triliun apa yang dihasilkan? Oh saya pernah menghasilkan bibit cabai, tomat, terus ayam apalah. Kalau saya jadi pemerintah, Rp 1,7 triliun mendingan saya beli bibit dari luar saja nggak usah ada Litbang," kata Sudin dalam Raker yang disiarkan virtual, Senin (14/9/2020).
Ia meminta kepada Syahrul, agar Balitabangtan ini fokus kepada pengembangan bibit padi dan jagung, sehingga tak perlu mengimpor.
"Pak Menteri kemarin saya mengatakan kepada Kepala Litbang, cukup dua fokus saja, padi dan jagung. Kembangkan secara besar, secara baik, secara mutu yang terbaik. Jadi kami tidak berharap beli benih jagung dari pengusaha. Yang mana pengusahanya? Asing! Saya nggak berharap seperti itu. Berharapnya inovasi. Nggak usah oh ada 30 item. Tapi sedikit-sedikit, nggak usah," tegas Sudin.
Ia lalu menyinggung soal Lumbung Pangan di Kalteng. Menurutnya, jika Balitbangtan tidak mengembangkan benih padi dan jagung, akan sulit mensukseskan program lumbung pangan yang letaknya di atas lahan gambut.
"Kemarin saya disentil oleh bos saya. Kalau membuka lokasi food estate di Kalteng apakah bisa dengan benih yang ada? Seharusnya kan dikembangkan dulu, diformulasi. Cari benih yang tahan di tingkat keasaman yang tinggi," jelas dia.