Penjualan piringan hitam di Amerika Serikat (AS) melampaui penjualan compact disc (CD) untuk pertama kalinya sejak era 1980-an. Penjualan piringan hitam mencapai US$ 232,1 juta setara Rp 3 triliun (kurs Rp 14.800) di paruh pertama 2020, sedangkan penjualan CD hanya US$ 129,9 juta (Rp 1,9 triliun).
Dikutip dari CNN, Senin (14/9/2020) Asosiasi Industri Rekaman AS atau Recording Industry Association of America (RIAA) melaporkan sejak 2005 penjualan piringan hitam terus menigkat. Awal tahun 2020 penjualan piringan hitam naik 4% sedangkan CD anjlok 48%.
Namun, peningkatan minat terhadap piringan hitam belum cukup untuk mencegah penurunan industri musik yang anjlok 23% menjadi US$ 376 juta (Rp 5 triliun). Penurunan industri musik disebabkan oleh pandemi COVID-19. Konser dan kunjungan ke toko musik terpaksa ditiadakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
-
Menurut RIAA meskipun pertumbuhan penjualan fisik terhambat, streaming musik terus berkembang pesat. Streaming tumbuh 12% menjadi US$ 4,8 miliar (Rp 71 triliun) selama enam bulan pertama tahun 2020
Banyak pendengar yang bersedia membayar untuk streaming. Langganan layanan streaming berbayar, seperti Spotify dan Apple Music, meningkat 24%. Kini streaming musik mendominasi dan menyumbang lebih dari 85% pendapatan industri musik.
Sejauh ini, penjualan industri musik secara keseluruhan telah tumbuh 5,6%, terutama didorong oleh streaming, dengan total US$ 5,7 miliar (Rp 85 triliun) selama enam bulan pertama tahun 2020.
(ara/ara)