Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) mengusulkan beberapa tempat di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dijadikan lahan sektor pergaraman.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves Safri Burhanuddin hal ini dilakukan karena potensi sektor pergaraman yang tinggi di Sumbawa.
Setidaknya ada 3 usulan lokasi di kabupaten Sumbawa yang akan difokuskan sebagai lahan eksistensi pergaraman, mulai dari Desa Boal, Pulau Ngali, dan Desa Kukin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi umum pergaraman di Kabupaten Sumbawa dikatakan terus meningkat, untuk itu dibutuhkannya lahan fokus untuk eksistensi pergaraman. Sesuai koordinasi dengan Kepala Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi Sumbawa (Dirmawan) maka setidaknya ada 3 lokasi lahan yang sesuai yaitu Desa Boal, Pulau Ngali dan Desa Kukin," kata Safri dalam keterangannya, dikutip Senin (14/09/2020).
Safri memaparkan untuk lahan di Desa Boal diketahui sudah memiliki status HGU seluas 650 hektar atas nama PT. Alam Hijau masuk dalam basis tanah terindikasi terlantar.
Sementara pada lahan di Pulau Ngali juga diketahui memiliki status HGU dengan luas 1.885 hektar atas nama PT. Petetera yang juga memiliki basis tanah terindikasi terlantar.
Namun, lahan di Desa Kukin yang memiliki luas 100 hektar diketahui sudah clear. Safri menjelaskan hal itu terjadi karena sebagian tanahnya adalah aset pemerintah daerah kabupaten Sumbawa dengan sertifikat luas tanah 984.000 meter persegi.
"Saya meminta teman-teman terkait agar memonitoring ke-3 lokasi tersebut. Kita butuh clear and clear untuk lahan. Kalau tempat ini tidak clear, kita tidak mengizinkan investasi masuk," kata Safri.
Baca juga: Produk Pangan Australia Bakal Banjiri RI? |
Safri juga mengatakan Gubernur NTB menyatakan komitmen penuh untuk mendorong dan menindaklanjuti rencana investasi lahan garam yang ada di Kabupaten Sumbawa.
"Kita harapkan ada hasil yang positif. Maka itu fokus mana lokasi yang potensi, sehingga kalau kita bicara ke investor ada bahannya. Kalau semua lahan kita pusatkan, takutnya malah tidak ada yang jadi. Lalu saya pikirkan tidak semua jadi garam, ada beberapa lahan nantinya bisa jadi misal tambak udang. Intinya di sini bagaimana masyarakat menjadi Makmur," pungkas Safri.
(dna/dna)