Airlangga Jawab Soal Pemerintah Terkesan Menentang PSBB Jakarta

Airlangga Jawab Soal Pemerintah Terkesan Menentang PSBB Jakarta

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 15 Sep 2020 06:00 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: Screenshot/CNN Indonesia
Jakarta -

Sejak kemarin DKI Jakarta resmi mengetatkan kembali penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keputusan itu diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran menilai kasus COVID-19 di Ibu Kota semakin meningkat

Sejak diumumkan rencana tersebut malam hari pada 9 September 2020, sejumlah menteri langsing merespons kebijakan Anies. Mereka terkesan tak setuju yang terlihat dari tanggapan mereka.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto salah satunya. Lalu apa alasan Airlangga?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dijelaskan oleh Kepala BNPB bahwa sebetulnya yang namanya PSBB ini tidak pernah dihentikan. Jadi ini adalah yang terus berjalan," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Senin (14/9/2020).

Airlangga menekankan, perlu adanya koordinasi sebelum mengambil keputusan. Koordinasi yang dimaksud juga terkait dengan sinkronisasi data, terutama terkait masyarakat luas.

ADVERTISEMENT

"Kita perlu koordinasi untuk pengambilan keputusan apalagi kalau ini menyangkut berbagai hal dan terutamanya untuk kesehatan masyarakat. Tertentu data-data perlu disinkronkan," ujarnya.

Airlangga juga menegaskan segala kebijakan yang diambil seharusnya sudah diputuskan terlebih dahulu. Seperti diketahui Anies mengumumkan rencana itu pada 9 September 2020 malam, kemudian Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2020 keluar setelahnya.

"Tentu yang disampaikan ke publik harus dalam bentuk hal yang sudah diputuskan, artinya sudah ada dasar hukumnya. Oleh karena itu kemarin dilakukan rapat koordinasi antara pemerintahan daerah Jabodetabek, jadi Gubernur Banten, Gubernur DKI, dan Gubernur Jawa Barat untuk mensinkronkan langkah-langkah yang harus dilaksanakan," tuturnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah memberikan pandangan terkait pentupan wilayah. Baca di halaman selanjutnya.

Jokowi berbicara mengenai kebijakan daerah dalam menangani pandemi COVID-19. Dia mewanti-wanti daerah jangan terburu-buru dalam menutup wilayah.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas dengan tema laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui video conference kemarin

"Baik itu manajemen intervensi yang dalam skala lokal maupun skala komunitas, sehingga sekali lagi jangan buru-buru menutup sebuah wilayah, menutup sebuah kota, menutup sebuah kabupaten," ujarnya.

Menurut Jokowi untuk menyelesaikan masalah yang tengah terjadi saat ini harus berdasarkan data. Menurutnya hal itu akan lebih efektif.

"Kalau kita bekerja berdasarkan data langkah-langkah intervensinya akan lebih efektif, dan bisa segera menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan," tuturnya.



Simak Video "Video: Selamat! Anies Baswedan Sambut Kelahiran Cucu Pertamanya"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads