Oh...Ternyata Ini Alasan RI Buka Pintu buat Ribuan TKA

Oh...Ternyata Ini Alasan RI Buka Pintu buat Ribuan TKA

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 15 Sep 2020 16:19 WIB
Sejumlah tenaga kerja asing dari Mitsubishi Jepang berada di dalam proyek PLTGU Jawa 2 area PT Indonesia Power UPJP Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Foto: Pradita Utama: Ilustrasi: Tenaga Kerja Asing di Poyek PLTGU Jawa 2
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kehadiran tenaga kerja asing (TKA) di tanah air karena kekurangan ahli teknik. Berdasarkan data Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019.

Sementara yang tersedia hanya 20.635 orang. Sedangkan untuk lulusan D3 teknik, kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang.

"Kalau orang ribut kenapa juga nggak pakai kita punya? Ini data kita ambil dari profesor Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Memang kita nggak punya Pak, kurang kita. Mungkin sarjana sosial hukum tapi di teknik kita kurang," kata Luhut dalam acara Sarasehan 100 Ekonom dengan tema Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing, Jakarta, Selasa (15/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya sekarang kita fokus politeknik di Morowali, di Konawe, dalam bidang-bidang teknik dan politeknik di Bintan," sambung mantan Menko Polhukam itu.

Menurut Luhut, kurangnya lulusan teknik di tanah air karena pengembangan sekolah teknik di tanah air belum dipikirkan secara khusus. Begitu juga dengan sekolah vokasi yang masih sedikit di tanah air.

ADVERTISEMENT

"Kan berpuluh tahun kita nggak ada yang mikir ini Pak. Siapa yang mikir saya tanya? Sekarang karena terpaksa kita buat. Kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya. Ini tdk ada. Jadi kita pakai dulu mereka (asing), setelah kita pakai bertahap baru kita kurangi," ungkapnya.

Dia menambahkan seperti di Morowali jumlah tenaga kerja asing mencapai 3.000 orang. Jumlah ini pun nantinya akan berkurang seiring politeknik yang sudah dibuat menghasilkan para ahli teknik asli Indonesia.

"Sekarang bapak ibu lihat Freeport sudah 50 tahun, berapa pekerja asingnya di sana. Kemudian poltek kita buat seperti ini di Kemenristek, perindustrian dan libatkan ITB, UI semua dari sana. Ada yang mikir sampai sana? Kan nggak ada cuma kritik aja. Makanya ini yang ada di board pemerintah," kata Luhut.




(hek/hns)

Hide Ads