Jualan Sepi, Pedagang Masker Scuba Minta Bantuan untuk Bertahan Hidup

Jualan Sepi, Pedagang Masker Scuba Minta Bantuan untuk Bertahan Hidup

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 18 Sep 2020 13:51 WIB
masker scuba
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Kondisi sulit pandemi virus Corona berdampak terhadap ekonomi masyarakat, salah satunya pedagang masker scuba pinggir jalan di tengah kota Jakarta. Dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan penggunaan masker scuba-buff di KRL, dia mengaku omzetnya anjlok hingga 90%.

Ditemui detikcom, Riyan (32) mengatakan saat ini pendapatannya dari berjualan masker hanya Rp 20.000 per hari. Padahal saat awal Corona masuk ke Indonesia, pendapatannya bisa Rp 300 ribu per hari.

"Saya dari pagi paling Rp 20.000 saja sudah bersyukur. Dulu kalau sehari bisa 3 lusin, sekarang semenjak pengumuman ini ya susah. Bener-bener sulit dah sekarang pokoknya," ucapnya ditemui di lapaknya Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku sejak awal Corona masuk ke Indonesia belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah pusat apalagi daerah. Sebab kartu tanda penduduknya (KTP) bukan berdomisili Jakarta.

"Kalau saya kan KTP daerah jadi nggak dapat sama sekali (bantuan) dari mulai COVID itu, sampai sekarang belum ada dapat sama sekali. Mungkin yang KTP Jakarta dapat, kalau saya KTP daerah enggak karena saya aslinya Jawa Tengah, Brebes," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tidak muluk-muluk, dia hanya minta sembako untuk bisa bertahan hidup sambil berharap kondisi pandemi ini segera pergi dan keadaan bisa seperti semula.

"Ya mau gimana lagi jalanin saja. Sambil berharap bantuan sembako lah saat ini nomor satu sembako yang penting bisa bertahan hidup dulu sampai COVID reda," pintanya.

Demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya bersama istri dan dua orang anaknya, dia harus bekerja serabutan. Sambil berjualan masker dan kaos kaki yang saat ini sudah sepi, sekarang ini dia juga menjadi tukang ojek.

"Sekarang kan jualan masker sepi, jadi saya sambil jadi tukang ojek jadi kalau ada yang mau ya saya anterin. Kalau lagi jadi tukang ojek saya titip dagangan saya ke teman saya," jelasnya.

Dari berjualan dan ngojek dia mengaku terkadang mengantongi Rp 150.000 per hari. Namun tetap saja pendapatannya itu diakui belum cukup hingga terkadang dia harus menunggak kontrakan.

"Dari jualan masker dan ngojek alhamdulillah kadang dapat lah Rp 150.000 per hari. Cuma kadang-kadang kontrakan saja nggak ketutup, padahal dagangan banyak, sudah ngojek, dagang masker," tandasnya.




(ang/ang)

Hide Ads