Maskapai Delta Airlines sudah menemui kesepakatan dengan serikat pekerja untuk memangkas 220 pilot. Pilot tersebut sebelumnya mau cuti massal karena pendapatan perusahaan yang anjlok selama pandemi virus Corona. Dengan demikian, total yang akan terdampak cuti paksa menjadi 1.721 pilot.
Dikutip dari Reuters, Jumat (18/9/2020), Kepala Operasi Penerbangan Delta Airlines mengatakan kesepakatan itu masih harus melalui proses peninjauan serikat pilot. Namun, Laughter mengungkap pengurangan itu merupakan langkah positif.
Perlu diketahui, Agustus lalu Delta Airlines berencana melakukan cuti paksa kepada 1.941 pilot pada Oktober mendatang. Kebijakan ini diambil akibat pendapatan perusahaan yang terus anjlok sejak adanya pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami enam bulan memasuki pandemi ini dan hanya 25% pendapatan yang kami peroleh. Kami tidak berharap banyak permintaan perjalanan akan pulih dalam waktu cepat," ujar Laughter.
Laughter menambahkan, kebijakan itu bisa dihentikan jika serikat pilot AS sepakat adanya pemotongan gaji bagi pilot sekitar 15%. Maskapai AS sendiri memang diperbolehkan melakukan pemotongan gaji, PHK, dan cuti massal jika program bantuan penggajian dari pemerintah AS habis.
Program bantuan penggajian maskapai dari pemerintah AS diluncurkan pada April lalu. Dana yang digelontorkan senilai US$ 25 miliar setara Rp 365 triliun (kurs Rp 14.700) dan dibagi ke seluruh maskapai AS. Program tersebut melarang maskapai untuk melakukan PHK, cuti, dan pemotongan gaji karyawan hingga 30 September 2020.
(ara/ara)