Kondisi pandemi COVID-19 sangat mengganggu perekonomian global, termasuk menekan kondisi ekonomi di dalam negeri. Hal ini karena adanya batasan kegiatan masyarakat demi menekan penyebaran virus Corona.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan di situasi saat ini memproyeksi atau memperkirakan pertumbuhan ekonomi adalah hal yang sulit.
"Memang sangat sulit proyeksi pertumbuhan ekonomi yang solid," kata dia dalam diskusi virtual, Sabtu (19/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan bahkan banyak lembaga yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi dengan angka yang berbeda. Dari Kementerian Keuangan pada 2020 memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran -0,4% hingga 1%.
"Kalaupun ada minus tidak banyak, hanya sedikit," katanya.
Kemudian dari OECD -3,9% hingga - 2,8%. IMF -0,3%, World Bank 0%, ADB 1% dan Bloomberg 0,5%.
Selanjutnya untuk tahun 2021 dari Kemenkeu memproyeksi pertumbuhan ekonomi RI bisa positif 4,5% - 5,5%. IMF 6,1%, World Bank 4,8%, OECD 2,6% - 5,2%, ADB 5,3% dan Bloomberg 5,5%.
"Ini kan range-nya besar sekali dan merefleksikan sulitnya membuat proyeksi (pertumbuhan ekonomi) ke depan," ujar dia.
Suahasil mengungkapkan, kondisi ini memaksa agar tahun 2020 ini terlewati dulu untuk bisa membuat proyeksi lebih baik.
"Ibaratnya lewati dulu tahun ini atau masa sekarang, membuat proyeksi ke depan itu tidak semudah yang dipikirkan," jelasnya.
(kil/eds)