Ternyata Ini Biang Kerok Insentif Tenaga Medis Lambat Cair

Ternyata Ini Biang Kerok Insentif Tenaga Medis Lambat Cair

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 22 Sep 2020 20:40 WIB
Sejumlah tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat uji rapid test COVID-19 masal di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (4/6/2020). Kementerian Keuangan menyatakan hingga kini belum mengantongi data tenaga kesehatan (Nakes) dari pemerintah daerah yang menangani COVID-19, sehingga insentif untuk tenaga medis belum bisa dicairkan. ANTARA FOTO/FB Anggoro/nz
Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Jakarta -

Sekretaris Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede mengungkapkan penyebab lambatnya pencairan insentif tenaga medis dalam rangka penangan virus Corona.

Hal itu disebabkan pencairannya dilakukan tiap tiga bulan sekali sehingga waktu yang dibutuhkan terlalu lama.

"Jadi ini memang kami sesudah melakukan rapat mengakui masih ada keterlambatan-keterlambatan di dalam hal pemberian tadi, apakah itu yang disebutkan insentif. Jadi memang insentif ini mereka menunggu sesudah 3 bulan sekali," kata dia dalam webinar, Selasa (22/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, pemerintah akan mempercepat pencairan insentif tersebut menjadi satu bulan sekali. Jadi tidak perlu menunggu waktu 3 bulan.

"Nah sekarang kita minta supaya dipercepat. Kenapa harus menunggu 3 bulan, kenapa nggak tiap bulan. Jadi di bulan terakhir ini sudah ada percepatan," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Lamanya pencairan insentif sendiri membuat realisasi penggunaan anggaran kesehatan untuk penanganan virus Corona menjadi lambat. Hal itu sempat membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah.

Tapi Raden menyebut saat ini realisasi penggunaan anggaran kesehatan sudah lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

"Ingat, sebelum-sebelumnya (realisasi) hanya 3% sampai 4%. Jadi harapan kita adalah kita akan kejar ini di dalam bulan-bulan ke depan ini. Jadi kita bisa bayangkan bahwa dari angka 21,1% di September, jadi harapannya di akhir nanti menjadi 96%," tambahnya.

(toy/dna)

Hide Ads