Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendesak Kongres untuk memberi ekonomi Amerika Serikat lebih banyak bantuan untuk memerangi dampak pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
"Banyak peminjam akan mendapatkan keuntungan. Namun, pinjaman mungkin sulit untuk dikembalikan. Maka, dalam kasus ini, dukungan fiskal langsung mungkin diperlukan," ujar Powell, dikutip dari CNBC, Kamis (24/9/2020).
Sejumlah analis menyetujui jika stimulus harus ada lebih banyak. Kini kebuntuan dari kongres soal stimulus yang mandek akan mempengaruhi pasar saham AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden, CEO, dan Direktur pelaksana Profit Investment Management Eugene Profit mempertanyakan gagasan yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump soal pemulihan berbentuk V. Dia mengungkap September ini ekonomi mengalami penurunan.
Eugene menjelaskan hal itu akibat Undang-undang stimulus CARES 2 mandek. Dia tidak percaya akan ada banyak bantuan yang akan dirilis. Selain itu, dia melihat kini para investor mulai khawatir. Namun sebagian masih optimis melihat vaksin yang sedang gencarnya digarap.
Ketua North Island dan salah satu Pendiri Silver Lake, Glenn Hutchins, mengatakan politik yang menghalangi stimulus lebih lanjut akan menjadi masalah yang sangat signifikan bagi pasar saham AS.
Pendiri dan Manajer Portofolio Senior Satori Fund Dan Niles mengatakan stimulus federal kemungkinan akan mengarah ke lebih banyak keuntungan, tetapi jalannya tidak mulus.
Presiden Yardeni ResearchEd Yardeni, menyimpulkan selain politik, pemerintah memiliki cara untuk menjaga perekonomian tetap berjalan. Dia masih optimis stimulus masih akan digelontorkan pemerintah.
Yardeni mengungkap jika bantuan dikeluarkan, stimulus pemerintah ini masih cukup sehingga akan menjaga pertumbuhan ekonomi mungkin September hingga November. Dia berharap lapangan kerja terus meningkat sehingga ekonomi dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa perlu membutuhkan atau setidaknya paket stimulus besar lainnya.
(zlf/zlf)