Perekonomian Vietnam ditopang oleh industri manufaktur yang besar. Reformasi ekonomi Vietnam berhasil menarik banyak investasi masuk ke negaranya. Lokasinya yang dekat dengan China pun dianggap menjadi faktor pengurang biaya logistik.
"Keberhasilan pertumbuhan ekonomi Vietnam, memang tidak terlepas dari jalan panjang reformasi ekonomi yang telah berlangsung sejak puluhan tahun silam atau sering dikenal dengan doi moi," kata Yusuf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah pandemi, Vietnam menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif karena berhasil mencegah pandemi COVID-19 tidak meluas lebih banyak, sehingga mereka bisa recovery lebih cepat," tambahnya.
Seperti dikutip dari Nikkei Asian Review, secara tahunan ekonomi Vietnam masih tumbuh 0,39%. Ekonominya terus tumbuh berkat kegiatan ekspor yang masih berjalan, terutama suku cadang elektronik, baja, dan produk industri lainnya.
Ekspornya naik terus dalam tiga bulan terakhir, terutama untuk pengiriman ke China yang ekonominya juga mulai pulih setelah terkena pandemi Corona.
Penjualan ponsel dunia yang masih tumbuh juga turut membantu ekonomi Vietnam. Samsung punya pabrik ponsel yang berlokasi di Vietnam.
Menurut biro statistik pemerintah setempat, belanja pemerintah Vietnam juga tetap tinggi di tengah pandemi. Ditambah dengan investasi yang masih tumbuh.
Paduan keduanya ini menghasilkan banyak lapangan kerja di Vietnam, terutama di sektor infrastruktur jalan, rel kereta, dan lainnya. Namun tidak semua sektor ekonomi Vietnam kebal Corona. Industri pariwisatanya sangat terdampak parah.
Untungnya, industri pariwisata Vietnam ini hanya menyumbang 10% ke total ekonominya. Pemerintah Vietnam menargetkan ekonominya masih bisa tumbuh 2% hingga 2,5% di akhir 2020 ini.
Sementara Asian Development Bank (ADB) memprediksi ekonomi Vietnam akan tumbuh sekitar 1,8% di akhir 2020.
Simak Video "Video Trump Kenakan Tarif Impor 20% untuk Vietnam"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)