Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman. Rapat dilakukan melalui virtual dan tatap muka.
Rapat dimulai sekitar pukul 10.30 WIB yang dibuka dan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima.
Rapat membahas mengenai kondisi aktual perusahaan dalam penanganan COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), serta membahas profit perusahaan dan operasional perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat membuka rapat, Aria Bima menyinggung pasokan pupuk subsidi yang saat ini sulit didapatkan. Dia pun menyayangkan hal tersebut karena petani saat ini sedang masuk musim tanam.
"Kita paham antara pupuk distribusi dari agen sampai pengecer, kemudian sampai ke gapoktan, kemudian kelangkaan-kelangkaan pupuk di lapangan akhir-akhir ini memang muncul dan tentunya mempengaruhi kualitas penanaman yang saat ini petani mulai masuk ke musim tanam," kata Aria Bima di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Kamis (1/10/2020).
Aria Bima menilai kelangkaan itu terjadi karena adanya pelebaran pasar. Menurutnya, selama pandemi COVID-19 ini banyak yang beralih menjadi petani sehingga kebutuhan untuk pupuk lebih besar.
"Perubahan pola pekerja buruh, juga pola pekerja buruh harian lepas, tukang becak, maupun pekerja lain sekarang berbalik kembali hidup dengan insting dia untuk bertani. Waduk kering ini sekarang mereka juga berebut pupuk, mungkin salah satu yang membuat langka adalah size-size pertanian ini menjadi melebar," terangnya.
Untuk itu, dia meminta agar pemerintah menaikkan dua kali lipat subsidi pupuk. "Maka kita minta berapa sih subsidi pupuk ini kalau bisa kita dua kalikan," tandasnya.
(zlf/zlf)