Guna meningkatkan layanan kepada pelanggan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menugaskan anak usahanya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengoperasikan kereta lokal di Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta. Yogyakarta menjadi kota kedua setelah Jakarta dan untuk ujicoba akan berlangsung bulan November.
Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti mengatakan, bahwa saat ini satuan kerja (Satker) tengah menyelesaikan pekerjaan guna menunjang kelengkapan KCI di Yogya. Sedangkan untuk sarana, Wiwik mengaku sudah siap.
"Memang ini tergantung penyelesaian pekerjaan, kalau sarana sudah siap, 2 train set sudah siap sekarang sedang diujicoba di Jakarta. Untuk memenuhi ujicoba berapa jam, sedang ujicoba terus," katanya saat ditemui wartawan di Kota Yogyakarta, Jumat (2/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyoal kapan mulai ujicoba KCI di Yogya, Wiwik menyebut beberapa pekerjaan rencananya selesai akhir bulan Oktober. Sehingga ujicoba baru terlaksana pada bulan November.
"Kalau di sini masih ada beberapa pekerjaan seperti tempat untuk perawatan (Kereta Commuter). Pembangunan kan terus bertahap ini sehingga di Oktober akhir itu nanti akan ada uji sistem semuanya, harapannya seperti itu. Tapi kami menunggu kepastian dari satker," ucapnya.
Adapun pada tahap awal penugasan pengelolaan KA Lokal oleh KAI Commuter di wilayah Daop 6 Yogyakarta ini adalah Kereta Prambanan Ekspres yang melayani Kutoarjo-Yogyakarta-Solo Balapan PP. Sementara di wilayah Daop 1 Jakarta, KA Lokal yang ditugaskan adalah KA Lokal Merak Jaya relasi Rangkasbitung-Merak PP.
Selanjutnya di wilayah Daop 6 Yogyakarta, KAI juga mendukung program elektrifikasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Dalam waktu dekat, dengan selesainya elektrifikasi, KRL akan melayani Yogyakarta hingga Klaten dan selanjutnya Solo.
"Kemudian ujicobanya ya nanti sekitar awal (bukan) November, ujicoba beberapa kali dan kalau sudah dinyatakan siap untuk bisa dibuka untuk penumpang (umum)," ujarnya.
Wiwik menjelaskan, ada beberapa kelebihan yang membuat KCI menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat. Seperti kemudahan mendapatkan tiket tanpa antre dan waktu tempuh yang lebih cepat dari kereta Prameks saat ini.
"Prameks sekarang kecepatannya 70-80 (km/jam). Nanti kami ajukan kecepatan 90 km/jam sehingga waktu tempuh semakin cepat," katanya.
"Dan dari sisi pelayanannya memang agak beda dengan Prameks sekarang khususnya untuk tiketing. Kalau sekarang menggunakan tiket kertas harus antre besok (kalau sudah beroperasi) pakai tiket kartu untuk mengurangi antrean di stasiun. Jadi selama kartu itu ada saldonya bisa digunakan untuk naik kereta," imbuh Wiwik.
Langsung klik halaman selanjutnya.