Demo Tolak Omnibus Law Berujung Ricuh, Jadwal KRL Terganggu?

Demo Tolak Omnibus Law Berujung Ricuh, Jadwal KRL Terganggu?

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Selasa, 13 Okt 2020 19:05 WIB
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah Jakarta, suasana penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor terlihat lengang serta kapasitas pengguna hanya 50 persen dengan membatasi setiap gerbongnya hanya dapat diisi 74 penumpang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH
Jakarta -

Demo penolakan Omnibus Law yang terjadi di Jakarta hari ini kembali berujung dengan kerusuhan. Beberapa sarana transportasi pun sudah ditutup dengan alasan situasi yang tidak kondusif.

Meski begitu, Kereta Rel Listrik (KRL) Comuter Line tetap akan beroperasi normal. VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menegaskan PT KCI akan tetap menjalankan 933 perjalanan KRL sesuai jadwal.

Dia mengatakan, operasional Commuter Line hari ini dilakukan sejak pukul 04.00 WIB dan akan berakhir pada pukul 20.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari Selasa ini PT KCI masih menjalankan 933 perjalanan KRL per hari dengan jam operasional mulai pukul 04.00 WIB dan kereta-kereta pemberangkatan terakhir sekitar pukul 20.00 WIB," ujar Anne kepada detikcom, Selasa (13/10/2020).

Anne mengimbau para pengguna menyesuaikan rencana perjalanannya sesuai jadwal KRL. Dia menjelaskan, jadwal perjalanan KRL selengkapnya, posisi terkini KRL, serta informasi kondisi kepadatan di stasiun dapat dilihat melalui aplikasi KRL Access.

ADVERTISEMENT

Anne juga mengatakan pihaknya mengajak seluruh pengguna KRL untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di stasiun maupun di dalam kereta. Petugas akan mengarahkan pengguna agar protokol tersebut dapat diikuti untuk kesehatan dan keselamatan bersama seluruh pengguna KRL.

"Protokol tersebut harus diikuti seluruh pengguna KRL. PT KCI telah menyiapkan petugas di seluruh stasiun untuk membantu agar pengguna dapat mengikuti protokol kesehatan ini dengan benar dan pelayanan dapat berjalan lancar," kata Anne.

Soal protokol kesehatannya sendiri, pengguna wajib menggunakan masker yang terbukti efektif mencegah droplet, atau cairan yang keluar dari mulut dan hidung. Pengguna juga wajib menjaga jarak, mengikuti pengukuran suhu tubuh, dan sangat dianjurkan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Sebelumnya, transportasi umum di Jakarta sudah melakukan penutupan karena situasi yang tidak kondusif dari massa aksi tolak Omnibus Law. Paling terakhir, MRT Jakarta, mereka menutup lebih awal seluruh layanannya pada pukul 18.00 WIB.

Sementara itu, bus Transjakarta telah memberhentikan operasionalnya sejak siang tadi. Semua operasi Transjakarta berhenti total hari ini.




(zlf/zlf)

Hide Ads