Bukan dari Brunei Atau Arab, Ini Raja Terkaya di Dunia

Bukan dari Brunei Atau Arab, Ini Raja Terkaya di Dunia

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 15 Okt 2020 10:36 WIB
Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn di mata minoritas Muslim di kawasan selatan
Foto: BBC Magazine

Para pengunjuk rasa bahkan menuntut penggantian sistem pemerintahan menjadi demokrasi. Tentara, dengan dukungan kerajaan, telah menggulingkan pemerintahan sipil dan sekarang mengontrol parlemen dan hampir semua lembaga negara.

Dalam sebuah makalah tahun 2015 yang ditulis oleh Porphant Ouyyanont, seorang akademisi Thailand menyebut militer pada gilirannya sejalan dengan Raja. Dalam makalah itu diungkapkan bahwa militer memiliki kepentingan besar memasuki hampir setiap bidang penting dalam kehidupan ekonomi Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibuat pada tahun 1936 untuk mengelola aset institusional mahkota dan menutupi sebagian pengeluarannya, biro ini sendiri memang beroperasi secara legal, bukan lembaga pemerintah atau lembaga swasta, atau bagian dari Istana. Dewan direksi, yang dipilih sendiri oleh Raja, tidak merilis laporan keuangan. Sebagian besar kepemilikannya, terutama di darat, tetap menjadi misteri.

Namun perkiraan portofolio menjadikannya raja terkaya di dunia, memiliki vila tepi danau di luar Munich dan hotel di Pegunungan Alpen Bavaria. Raja juga memegang 34 % saham investasi di sebuah perusahaan biro terbesar Thailand, Siam Commercial Bank dan Siam Cement Group.

ADVERTISEMENT

Meskipun saham bank telah kehilangan setengah nilainya selama pandemi, deviden dari dua perusahaan publik menghasilkan pendapatan US$ 342 juta untuk Raja itu pada 2019. Mengenyam pendidikan di sekolah asrama di Inggris dan akademi militer di Australia, raja berusia 68 tahun itu telah menikah dengan istri keempatnya.

Ia sering menghabiskan hampir seluruh waktunya di Jerman. Saat di sana ia sering kali ditemani seorang pacar yang dikenal sebagai 'permaisuri kerajaan' dan rombongan petugas dan keamanan.

Pada Juli 2017, sembilan bulan setelah ia naik takhta, undang-undang yang disahkan oleh parlemen yang didominasi militer menempatkan aset Biro Properti Mahkota di bawah kebijaksanaan Yang Mulia. UU mengakhiri pengaturan sebelumnya di mana Raja dapat membelanjakan pendapatan biro sesuka hati tetapi menyerahkan keputusan pembelian dan penjualan kepada dewan direksi.



Simak Video "Adele dan Ed Sheeran Disebut Tolak Tampil di Penobatan Raja Charles"
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)

Hide Ads