Corona Menggila di Eropa, Lockdown Dianjurkan Jadi Opsi Terakhir

Corona Menggila di Eropa, Lockdown Dianjurkan Jadi Opsi Terakhir

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 15 Okt 2020 22:15 WIB
Poster
Ilustrasi/Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Eropa menerapkan kebijakan ketat untuk menekan penyebaran virus Corona. Namun, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) di Eropa mengingatkan lockdown skala penuh harus menjadi upaya yang benar-benar terakhir.

"Respons yang proporsional dan terarah adalah jalan ke depan. Tindakan atau pengetatan di banyak negara di Eropa ... adalah tanggapan yang tepat dan diperlukan terhadap apa yang dikatakan data kepada kami, "kata Dr. Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa dilansir dari CNBC.com, Kamis (15/10/2020).

Tetapi pihaknya menyarankan agar lockdown secara penuh menjadi jalan terakhir yang dipilih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada kata terlambat (untuk memperketat tindakan) tapi tentu saja, kami prihatin. Secara umum, ini adalah waktu untuk meningkatkan langkah-langkah pembatasan ... dengan lockdown sebagai upaya terakhir," lanjutnya.

Kluge mencontohkan model yang lebih menekankan kepatuhan terhadap pemakaian masker dan kontrol ketat terhadap kegiatan sosial di ruang publik dan pribadi. Itu diperkirakan dapat menyelamatkan hingga 281.000 nyawa pada Februari 2021 di 53 negara yang berada di bawah kantor regional WHO Eropa.

ADVERTISEMENT

Ditanya apakah dia mendukung atau menentang lockdown nasional, dia menegaskan kembali bahwa pandemi hari ini tidak sama dengan pandemi kemarin, baik dalam hal dinamika penularan, dan juga dalam cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk menanganinya.

Menurutnya, setiap lockdown nasional harus mempertimbangkan risiko langsung dan kerusakan tambahan yang terkait dengan pandemi, seperti dampak kesehatan mental, kekerasan dalam rumah tangga berbasis gender, dan dampak pada pelajar.

Langsung klik halaman berikutnya.

Diinformasikan, Eropa sekarang memiliki lebih dari 7,2 juta kasus virus Corona yang dikonfirmasi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan rawat inap meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan.

"Lonjakan musim dingin terus berlanjut di Eropa dengan peningkatan eksponensial dalam kasus harian dan peningkatan persentase kematian harian yang sesuai. Situasi epidemiologi yang berkembang di Eropa menimbulkan keprihatinan yang besar," kata Kluge.

"Jumlah kasus harian meningkat, penerimaan rumah sakit meningkat ... wilayah ini telah mencatat kejadian mingguan tertinggi kasus COVID-19 sejak awal pandemi, dengan hampir 700.000 kasus dilaporkan," paparnya.

Dalam 24 jam terakhir, Prancis telah mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, Inggris mendekati lockdown nasional kedua, dan Jerman telah memperkenalkan serangkaian aturan baru dalam upaya menurunkan tingkat infeksi.

"Apakah itu berarti kita kembali ke pertengahan Maret? Tidak, bukan kami. Meskipun kami mencatat dua hingga tiga kali lebih banyak kasus per hari dibandingkan dengan puncak April, kami masih mengamati lima kali lebih sedikit kematian, dan dua kali lipat waktu masuk rumah sakit masih dua hingga tiga kali lebih lama (dibandingkan di bulan Maret)," sebutnya.

Sementara itu, virusnya tidak berubah, "tidak semakin berbahaya," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(toy/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads