3 Fakta RI Jadi Negara Paling Rumit untuk Berbisnis

3 Fakta RI Jadi Negara Paling Rumit untuk Berbisnis

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 16 Okt 2020 19:30 WIB
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang negatif terhadap realisasi investasi di Indonesia.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Indonesia disebut menjadi negara yang paling rumit untuk berbisnis. Sebuah laporan dari lembaga riset dan konsultasi menyebutkan Indonesia berada di urutan pertama dari 77 negara.

Hal ini karena Indonesia dinilai memiliki undang-undang yang ketinggalan zaman. Selain itu aturan-aturan terkait tenaga kerja juga menjadi alasan rumitnya berusaha di Indonesia.

Berikut fakta-faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kalahkan Brasil Sampai China

Lembaga riset dan konsultan TMF Group merilis Global Business Complexity Index Rankings 2020. Indonesia berada di urutan pertama mengalahkan Brasil, Argentina, Bolivia, Yunani, China, Nicaragua, Colombia, Malaysia, dan Ekuador. Mengutip laporan tersebut hal ini karena undang-undang yang ada di Indonesia.

"Peraturan ini dianggap kuno oleh investor asing dan tetap menjadi penghalang utama investasi di Indonesia," tulis laporan tersebut dikutip Jumat (16/10/2020).

ADVERTISEMENT

2. Sulitkan Investor Asing

Tim TMF Group Indonesia Alvin Christian mengungkapkan presiden Indonesia ingin meningkatkan investasi asing. Indonesia saat ini merupakan tempat yang menarik dan menguntungkan untuk pasar.

"Dengan kemudahan berbisnis ini akan menjadi lebih menarik," jelas dia. Indeks ini menilai kompleksitas bisnis di 77 negara di dunia.

3. Aturan PHK Bikin Ribet

TMF juga menyebut aturan hukum di Indonesia membuat biaya PHK untuk pekerja yang berkinerja buruk sangat mahal. Apalagi informasi PHK untuk pekerja di Indonesia memakan waktu yang lama yakni sekitar 25 minggu. Para investor menilai jika hal ini menyulitkan mereka untuk bertindak kepada pegawai yang memiliki kinerja buruk.

"Peraturan ini disebut kuno oleh investor asing, dan ini jadi salah satu halangan masuknya investasi asing ke Indonesia," tulis laporan tersebut.

(kil/ara)

Hide Ads