Pandemi COVID-19 telah menjangkiti hampir seluruh sektor bisnis. Banyak perusahaan dibuat babak belur oleh pandemi, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir pun mengakui, hampir seluruh BUMN dalam keadaan sulit karena imbas dari pandemi COVID-19. Hanya sekitar 10% BUMN yang bisa bertahan dari efek samping adanya pandemi ini.
"Memang untuk bisnis pada saat ini sulit, kita musti akui. Saya juga jujur, 90% BUMN pun terkena, yang 10% nggak kena itu Telkomsel, kesehatan, makanan atau pertanian dan lain-lain," ucapnya dalam Festival Ide Bisnis detikcom yang disponsori PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Senin (19/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick menjelaskan, BUMN yang terbilang kebal adalah perusahaan yang bergerak di bidang kebutuhan primer seperti pangan. Selain itu BUMN di sektor telekomunikasi juga justru mendapatkan daya dorong dari penerapan PSBB.
Dia pun berharap para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa belajar dari hal itu. Setidaknya mereka bisa mencari peluang di sektor bisnis yang tidak terdampak dari pandemi.
"Jadi ini penting juga, dengan data ini para pengusaha melihat mana saja industri-industri yang pada saat COVID-19 ini terdampaknya paling sedikit. Ini paling penting, jangan masuk ke bisnis yang sangat terdampak. Tapi ini juga penting bahwa selalu kalau bicara krisis pasti ada namanya opportunity. Ini juga yang perlu kita pelajari dengan baik, mana potensi yang harus kita garap," terangnya.
Pemerintah, lanjut Erick, saat ini juga menaruh harapan besar kepada para pelaku usaha tanah air. Sebab mereka juga yang bisa membantu pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru.
(das/dna)