Menengok Bisnis Tanaman Pakan Ternak di Tengah Pandemi

Menengok Bisnis Tanaman Pakan Ternak di Tengah Pandemi

Akbar Hari Mukti - detikFinance
Senin, 19 Okt 2020 18:24 WIB
Lahan berisi pembibitan tanaman pakan ternak di desa Kadirejo, Pabelan, Kabupaten Semarang
Foto: Akbar Hari Mukti/detikcom: lahan berisi pembibitan tanaman pakan ternak di desa Kadirejo, Pabelan, Kabupaten Semarang
Jakarta -

Di Desa Kadirejo, Pabelan, Kabupaten Semarang terdapat sentra pembibitan tanaman pakan ternak beromzet miliaran rupiah. Tanaman yang ada di sentra tersebut mulai dari jenis Pakchong Thailand hingga Kaliandra Merah.

"Rumput di antaranya jenis Odot, Pakchong Thailand, King Grass, Turi, Indigofera, juga Kaliandra," jelas pengelola sentra tanaman pakan ternak Cahaya Baru, Riyadi, ditemui di kebunnya di Desa Kadirejo Kabupaten Semarang, Senin (19/10/2020).

Sentra pembibitan tanaman pakan ternak itu dimulai tahun 2014. Awalnya, Riyadi mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) lewat gerakan pengembangan pakan ternak berkualitas (Gerbangpatas).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2014 kami mendapatkan bantuan berupa bibit tanaman pakan ternak dan pupuk, yang diterima sebanyak 20 ribu stek untuk lahan seluas dua hektar," ungkapnya.

Saat ini, lahan untuk sentra pembibitan tanaman pakan ternak Cahaya Baru itu sudah mencapai 9 hektar. Per hektar, Riyadi mengatakan sentra itu bisa menghasilkan 1,8 juta stek rumput berbagai jenis.

ADVERTISEMENT

"Panen per stek bervariasi dari 40 hari sampai 4 bulan. Harga per stek seribu rupiah," papar Riyadi.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Hingga saat ini Riyadi menjelaskan sentranya paling banyak menanam rumput jenis Pakchong Thailand. Sebab, pembeli menilai jenis rumput itu bisa membuat ternak mereka gemuk dan sehat.

"Untuk pemasaran hampir seluruh daerah di Jawa, tapi untuk yang luar pulau Jawa penjualan dengan cara daring lewat sosial media," paparnya.

Terkait menjalankan bisnis pembibitan tanaman pakan ternak, menurutnya disebabkan oleh kebutuhan tanaman pakan ternak yang terus bertambah terutama oleh para peternak. Meski begitu beberapa kendala dirasakannya.

"Misalnya ketersediaan air karena kami mengandalkan irigasi. Untuk risiko terserang hama sangat kecil kemungkinannya," imbuh Riyadi.

Hingga saat ini, ia mengaku menggunakan pola kemintraan dalam menjalankan bisnis tanaman pakan ternak tersebut. Ada 24 pekerja yang bekerja setiap hari.

"Ada beberapa yang pernah bekerja dengan saya, kemudian membuka lahan sendiri. Intinya saling bekerjasama saja," jelas Riyadi.


Hide Ads