Robot Bakal Gantikan Pekerjaan Manusia, tapi Kapan?

Robot Bakal Gantikan Pekerjaan Manusia, tapi Kapan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 21 Okt 2020 11:06 WIB
Berbagai aturan menangkal penyebaran Corona membuat sebagian besar manusia tinggal di rumah. 
Tinggal robot-robot yang menggantikan sebagian tugas manusia.
Ilustrasi/Foto: AP/Luca Bruno
Jakarta -

Peran sejumlah pekerjaan diprediksi terkikis dan digantikan oleh robot. World Economic Forum (WEF) memprediksi separuh dari pekerjaan di dunia akan digantikan oleh robot pada 2025.

Dikutip dari BBC, Rabu (21/10/2020) WEF mengatakan revolusi robot akan membuka 97 juta pekerjaan baru. Namun dengan perkiraan jumlah yang sama peran pekerjaan akan hilang. Terutama pekerjaan yang biasa dikerjakan secara manual seperti administrasi dan pemrosesan data akan dibuat otomatis dengan mesin

WEF melakukan riset ke 300 perusahaan terbesar dunia yang memiliki tenaga kerja sebanyak delapan juta orang di seluruh dunia. Hasil riset mencatat lebih dari 50% perusahaan mengatakan mereka berharap agar robot dan otomatisasi bisa dipercepat. Sedangkan 43% perusahaan akan cenderung melakukan PHK saat teknologi itu telah ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi, mengatakan pandemi telah mempercepat adopsi teknologi baru karena perusahaan berupaya memangkas biaya dan mengadopsi cara kerja baru. Tapi itu menjadi ancaman bagi tenaga kerja, mengingat saat ini pengangguran juga telah meningkat akibat pandemi COVID-19 dan resesi.

"Ini adalah rintangan lain bagi pekerja di masa sulit ini. Peluang mendapat pekerjaan baru atau kesempatan akan tertutup lebih cepat," ujar Zahidi.

ADVERTISEMENT

WEF menilai ada sejumlah peran masih dibutuhkan di antaranya pemberi nasihat, pengambil keputusan, penalaran, berkomunikasi dan berinteraksi. Lonjakan lowongan pekerjaan baru juga akan ada untuk mengisi pekerjaan terkait ekonomi hijau, dan peran baru di berbagai bidang seperti teknik dan sistem cloud.

WEF menegaskan jutaan orang perlu dilatih ulang untuk menghadapi perubahan, sementara pemerintah harus menyediakan sistem pengaman yang lebih kuat bagi pekerja yang terdampak.

(ara/ara)

Hide Ads