Jakarta -
Untuk kesekian kalinya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengomentari aksi demo Omnibus Law Cipta Kerja yang terus berlangsung. Dia juga kembali menyindir elit politik yang diduga ada di belakang aksi demo.
Menurut Luhut, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong kembali pertumbuhan ekonomi. Bahkan diprediksi pertumbuhan ekonomi di 2021 bisa mencapai 2021.
Namun menurutnya syarat untuk mencapai target tersebut kondisi dalam negeri harus kondusif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua juga harus kompak jadi jangan saling salah menyalahkan. Karena apa yang kita hadapi mengenai COVID-19 Ini masalah dunia," tuturnya dalam webinar Outlook 2021: The Year of Opportunity, Rabu (21/10/2020).
Oleh karena itu, lanjut Luhut, dia kembali menyatakan kekecewaannya terhadap aksi demo beruntun yang terjadi. Dia juga kembali menyinggung pihak politik di balik rentetan aksi demo yang menurutnya tidak bisa menjaga birahi politik di tengah situasi sulit saat ini.
"Saya tidak setuju terus terang saja demo-demo itu dilakukan sekarang. Saya berkali-kali mengatakan jagalah birahi politik kita, karena yang kita lakukan ini dapat menimbulkan klaster-klaster baru lagi," tuturnya.
Sebelumnya Luhut juga pernah menyindir dalang demo tolak Omnibus Law Cipta Kerja berdosa. Baca di halaman selanjutnya.
Luhut pernah menyentil mantan pejabat tinggi yang menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) hingga memancing aksi demonstrasi. Luhut menyarankan mereka membaca isinya terlebih dahulu sebelum berkomentar.
"Pemimpin-pemimpin itu yang merasa dirinya pemimpin, mantan pejabat tinggi, baca dengan baik-baik. Anda berdosa melakukan ini semua!" kata dia dalam wawancara di Metro TV, Kamis (15/10/2020).
Luhut menegaskan bahwa ancaman pandemi COVID-19 ini adalah nyawa. Sementara demonstrasi yang terjadi rawan menyebabkan penularan virus Corona.
Untuk itu dirinya meminta mantan pejabat tinggi negara tersebut menahan birahi politiknya agar tak mempertaruhkan nyawa orang lain.
"Sekarang ini masalahnya adalah masalah kemanusiaan yang penting. Yang punya berkali-kali saya bilang birahi-birahi politik tahan dulu deh. Tunggulah sampai ini bagus. Tidak ada maksud apa-apa, karena tadi laporan Polda sudah jelas berapa banyak yang kena COVID akibat demonstrasi, mau ditambahin lagi? Anda tahu nggak berapa orang yang mati akibat gara-gara (virus Corona) itu? Padahal belum baca omnibus law, baca dulu deh," tegas Luhut.
Mantan Menkopolhukam itu menyayangkan bila akibat birahi politik pihak-pihak tertentu menyebabkan nyawa manusia menjadi korbannya, dalam hal ini akibat ancaman tertular virus Corona.
"Kalau nyawa yang meninggal, keluarga yang mati akibat birahi politik kita, akibat kebodohan kita para petinggi-petinggi ini, kan sedih. Ya ditahan lah," tambahnya.
Sebelumnya, Tim Cyber Bareskrim Polri menangkap 8 orang dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Polri menyebut penangkapan itu terkait demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang berakhir ricuh.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono merinci identitas 8 orang tersebut. Awi menyebut 4 orang berasal dari KAMI Medan dan 4 orang dari KAMI Jakarta.
"Medan KAMI: Juliana, Devi, Khairi Amri, Wahyu Rasari Putri. Jakarta: Anton Permana, Syahganda Nainggolan, Jumhur, Kingkin," kata Awi saat dimintai konfirmasi.
Simak Video "Video Luhut: Saya Saksi Hidup, Jokowi Tak Langgar Konstitusi Selama Jabat Presiden"
[Gambas:Video 20detik]