Stasiun Gambir Dipadati Penumpang di Sore Hari, Ini Penampakannya

Menjelang sore hari, Stasiun Gambir mulai dipadati penumpang. Berdasarkan pantauan detikcom sekitar pukul 15.00 WIB, penumpang kereta api mulai berdatangan dan mengantre menuju peron.

Area rapid test juga dipadati calon penumpang. Namun, tetap ada jarak yang disiplin antar penumpang baik di ruang tunggu, antrean masuk peron kereta, hingga area rapid test.

Di berbagai loket penjualan langsung maupun ticket box (pembelian tiket secara mandiri/self serving) pun tak tampak antrean penumpang.

Mereka yang bepergian ke luar kota saat cuti bersama kali in untuk berlibur ataupun pulang ke kampung halaman bertemu keluarganya.

"Lagi libur kuliah, jadi kami mutusin buat liburan aja ke Bandung," kata Dian (bukan nama sebenarnya) kepada detikcom, Rabu (28/10/2020).

Foto: Soraya Novika/detikcom

Penumpang lainnya, Haifa, mengungkapkan tujuannya bepergian selama momen cuti bersama ini yakni untuk pulang kampung berkumpul dengan keluarganya.

"Mau ke Yogya, buat ketemu keluarga dah lama nggak ketemu, kebetulan dapat libur dari kantor ya udah saya pulang aja," ucap Haifa.

Keduanya mengaku tak begitu khawatir dengan penyebaran virus Corona selama mematuhi protokol kesehatan dan rutin mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin.

"Nggak, selama pakai masker dan minum vitamin saya percaya aja nggak bakal ketularan atau menularkan," sambungnya.

Untuk diketahui, hari ini menjadi puncak keberangkatan penumpang kereta api jarak jauh. Berdasarkan data yang dihimpun PT Kereta Api Indonesia (Persero), ada 9.696 orang yang sudah memesan tiket keluar Jakarta atau 98% dari total 9.748 tempat duduk yang tersedia.

Dari total pemesanan tiket tersebut, 3.381 di antaranya terjual untuk keberangkatan dari Stasiun Gambir, 5.750 tiket dari Stasiun Pasar Senen dan 565 tiket dari Stasiun Jakarta Kota. Dari total itu, pemesanan tiket paling banyak untuk keberangkatan siang ke malam.

Adapun ketersediaan jumlah tempat duduk yang disiapkan tetap dibatasi dengan kapasitas maksimal hanya 70% dari total kapasitas keseluruhan, hal ini dilakukan agar penjagaan jarak fisik antar penumpang di kereta untuk protokol kesehatan tetap dapat diterapkan.