Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melaporkan perekonomian AS berkembang ke tingkat tercepat dalam catatan kuartal-III 2020. Dalam produk domestik bruto (PDB) aktivitas ekonomi AS tumbuh 33,1% dan menjadi rekor tercepat dari perkiraan ekonom.
Dikutip dari CNN, Jumat (30/10/2020) bahkan pertumbuhan itu menjadi tercepat sejak pemerintah mulai melacak data PDB triwulanan pada 1947. Namun, ancaman anjloknya perekonomian AS masih membayangi negeri Paman Sam itu. Sebab angka kasus COVID-19 di AS masih terus melonjak.
Angka pertumbuhan ekonomi di kuartal-III 2020 menunjukkan pemulihan yang tajam, meskipun tiga bulan sebelumnya, ketika ekonomi berkontraksi pada tingkat tahunan ekonomi tercatat tumbuh sebesar 31,4%.
Jika dilihat dari data kuartalan saja, PDB tumbuh 7,4% dari kuartal-II hingga kuartal-III, dibandingkan pada kuartal-I dan kuartal-II tercatat penurunan hingga 9%.
Ekonom senior global Aberdeen Standard Investments, James McCann mengatakan ada berbagai sisi yang tengah di alami ekonomi AS, diantaranya ekonomi sebagian rebound sebab lockdown di berbagai wilayah berkurang. Tetapi ada masalah dalam tingkat penularan COVID-19 yang terus melonjak. Selain itu, Kongres AS masih alot dalam membuat kesepakatan stimulus baru.
Meskipun tingkat pertumbuhan tahunan kuartal ketiga lebih besar daripada penurunan di kuartal-II, bukan berarti ekonomi telah pulih sepenuhnya. Sebab yang menjadi alasan utama ekonomi belum sepenuhnya pulih, secara keseluruhan, aktivitas ekonomi masih US$ 670 miliar, atau 3,5% di bawah dari akhir 2019
Kepala Ekonom Fitch Ratings, Brian Coulton memperkirakan pertumbuhan akan melambat tajam dan masih jauh dari kondisi normal. Mengingat lonjakan kasus COVID-19 akan menunjukkan jarak sosial di semua implikasi perekonomian masih akan terus berlanjut.
Biro Riset Ekonomi Nasional AS mengatakan resesi masih membayangi ekonomi AS. Para ekonom khawatir ekonomi akan melambat lagi dalam tiga bulan terakhir tahun ini dan dapat memperdalam resesi ekonomi AS.