Ini Penyebab Harga Emas Antam Kian Jauh Tinggalkan Rp 1 Juta/Gram

Ini Penyebab Harga Emas Antam Kian Jauh Tinggalkan Rp 1 Juta/Gram

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 30 Okt 2020 13:12 WIB
Harga emas terus merangkak naik. Hari ini, harga emas Antam bahkan tembus Rp 1 juta. Pergerakan harga emas ini pun diperkirakan masih akan mengalami kenaikan.
Emas Antam/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Harga emas Antam hari ini makin jauh tinggalkan level Rp 1 juta/gram. Sebelumnya, harga emas juga sudah anjlok Rp 12.000 dan hari ini kembali turun Rp 3.000 ke level Rp 992.000 per gram.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi penurunan harga emas Antam belakangan ini dipicu oleh penurunan harga emas global.

"Jadi gini, emas (global) ini memang kemarin sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan hampir penurunannya itu di level paling rendahnya itu di US$ 1.859 per ounce troy hampir mau mendekati bisa saja sore ini malam ini akan ke US$ 1.830 per ounce troy," ujar Ibrahim kepada detikcom, Jumat (30/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan harga emas global dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya terkait minimnya kejelasan tentang kesepakatan stimulus Amerika Serikat (AS). Stimulus yang dinanti banyak pihak ini sampai sekarang tak juga kunjung cair.

"Stimulus yang seharusnya sudah digelontorkan rupanya sampai saat ini di AS belum, kemungkinan besar setelah tanggal 8 November, karena apa, kongres ini adalah masa jabatan terakhir, di kongres partai republik dan demokrat yang masih reses sampai tanggal 8 sehingga tanggal 9 mereka baru masuk kemungkinan besar tanggal 9 baru dilakukan stimulus," terangnya.

ADVERTISEMENT

Nah di sisi lain dipengaruhi oleh sentimen persaingan Donald Trump dan Joe Biden jelang Pemilu AS yang diselenggarakan 3 November mendatang.

"Secara jajak pendapat dimenangkan oleh Joe Biden tapi bisa saja dalam praktiknya nanti Trump itu akan memenangkan pilpres ini. Nah ini yang pasar itu sedang menunggu," sambungnya.

Namun, siapapun yang memenangkan pilpres tersebut stimulus yang dinanti tetap bakal cair. Hal itu tentu mengakibatkan penguatan pada indeks dolar AS dan kebalikannya buat emas justru bakal melemah.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lalu, faktor penentu lainnya adalah soal penerapan kembali kebijakan lockdown di beberapa wilayah AS dan Eropa mengakibatkan pelemahan ekonomi.

"Walaupun bank sentral Eropa kemarin tetap mempertahankan suku bunga dan akan menggelontorkan stimulus seperti biasanya tetapi tidak serta merta mendukung penguatan terhadap harga emas. Karena bagaimanapun bank sentral Eropa menggelontorkan stimulus kalau ekonominya mati suri apalah artinya," tambahnya.

Terakhir, terkait masalah Brexit. Inggris dan negara-negara Eropa lainnya tampak belum siap benar-benar berpisah. Ada banyak faktor yang bisa menggagalkan pembicaraan Brexit. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu faktor penguatan dolar AS dan berimbas pada pelemahan harga emas.

"Banyak ini yang sampai saat ini masih terus menjadikan sebagai momok kegagalan dalam pembicaraan Brexit. Nah dari situlah indeks dolar kembali lagi mengalami penguatan sehingga wajar kalau seandainya emas ini jatuh," imbuhnya.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. Pemicu utamanya adalah stimulus AS.

"Pertama karena stimulus AS tidak berhasil dikeluarkan sebelum pemilu, itu mendorong kekuatan pasar meningkat, pemulihan tidak akan berjalan sesuai rencana, terutama di AS jadi orang masuk ke dolar," kata Ariston.

Kedua, sambungnya soal peningkatan kasus penularan COVID-19 yang mendorong penerapan kembali kebijakan lockdown terutama di Eropa.

"Itu juga mendorong kekuatan pelaku pasar soal pelambatan pemulihan ekonomi jadi orang masuk ke aset safe haven dolar AS. Jadi kalau dibandingkan emas, dolar sekarang lebih dianggap lebih aman dibanding emas," ucapnya.

(ara/ara)

Hide Ads