Mesin Ritel yang Lama Berhenti Bergerak Lagi saat Cuti Bersama

Mesin Ritel yang Lama Berhenti Bergerak Lagi saat Cuti Bersama

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 30 Okt 2020 18:06 WIB
Para pengusaha mal menyiapkan beberapa strategi untuk bertahan di tengah pandemi. Mal bertahan dengan konsep baru yakni dari ritel menjadi penghubung (hub).
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Adanya momen cuti bersama kali ini diprediksi mendongkrak penjualan ritel. Para pengusaha ritel percaya cuti bersama bisa meningkatkan penjualan hingga 10% dibanding minggu-minggu sebelumnya.

Hal itu diterima positif dan dianggap bisa jadi pendorong peningkatan penjualan ritel di bulan-bulan selanjutnya.

"Pasti, minimal menggerakkan mesin yang sudah lama terhentilah. Bagaimanapun perlu pemanasan pemulihan ini itu," ujar Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta kepada detikcom, Jumat (30/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, peningkatan penjualan selama masa cuti bersama ini, katanya belum bisa memulihkan kerugian yang sudah diderita para peritel berbulan-bulan lamanya.

"Nggak bisa (pulihkan kerugian) ini hanya untuk bertahan bagaimanapun," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey. Momen cuti bersama adalah angin segar buat peritel sebab bisa mendongrak pendapatan.

"Ia ini merupakan angin segar terutama di penghujung akhir tahun begini, nah kami berharap di bulan Oktober ini kita juga sudah mulai membaik minimal dengan adanya PSBB transisi bisa membaik seperti bulan Juli-Agustus," tambah Roy.

Ia memaparkan selama 8 bulan terakhir omzet para peritel minus atau under perform. Di bulan April-Mei -20,6%, Juni -17%, Juli -12%, kemudian Agustus -10%, dan di September karena PSBB ketat lagi minusnya naik jadi -14%. Oktober ini ia berharap minusnya bisa dikurangi jadi hanya single digit antara -8 sampai -10% saja.

"Kemungkinan besar ini minusnya turun jadi single digit, karena ada kontraksi positif walaupun baru beberapa minggu ini kan dari PSBB transisi," imbuhnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Belum Bisa Rekrut Karyawan

Meski ada peningkatan kunjungan dan penjualan, peritel belum bisa merekrut lebih banyak karyawannya lagi.

"Nggak ada, ini kerja dengan seefisien mungkin karena visitor cuma 50%," ucap Tutum.

Peritel, sambungnya baru bisa merekrut lagi karyawan secara penuh saat kondisinya sudah memungkinkan.

"Pastilah sesuai tingkat kebutuhan toko," katanya.

Hal yang sama disampaikan pula oleh Roy. Peritel tidak mungkin merekrut karyawan karena pemerintah masih membatasi pengunjung maksimal 50%

"Peningkatan karyawan belum signifikan karena kan pengunjung masih dibatasi. Jadi dengan kata lain karyawan, baik yang masih dirumahkan, maupun juga kita belum mau menambah ekspansi toko karena memang kondisi yang masih bergejolak ini tentunya kita belum bisa katakan bahwa adanya peningkatan karyawan karena masih dibatasi," tuturnya.

"Jadi nggak mungkin karyawan lebih banyak daripada pengunjungnya kan, itu kita harus performanya harus sampai pada keseimbangan itu," sambungnya.

Kemungkinan peritel baru bisa merekrut penuh karyawannya lagi sekitar tiga atau enam bulan setelah pendistribusian vaksin terlaksana dengan maksimal.

"Jadi setelah ada vaksin sudah dipakai, sudah dipergunakan bagi masyarakat, kemudian satu sampai dua kuartal (3-6 bulan) ke depannya setelah vaksin disebarluaskan pada masyarakat maka akan ada peningkatan karyawan," ucapnya.


Hide Ads