Adanya momen cuti bersama kali ini diprediksi mendongkrak penjualan ritel. Para pengusaha ritel percaya cuti bersama bisa meningkatkan penjualan hingga 10% dibanding minggu-minggu sebelumnya.
Hal itu diterima positif dan dianggap bisa jadi pendorong peningkatan penjualan ritel di bulan-bulan selanjutnya.
"Pasti, minimal menggerakkan mesin yang sudah lama terhentilah. Bagaimanapun perlu pemanasan pemulihan ini itu," ujar Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta kepada detikcom, Jumat (30/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, peningkatan penjualan selama masa cuti bersama ini, katanya belum bisa memulihkan kerugian yang sudah diderita para peritel berbulan-bulan lamanya.
"Nggak bisa (pulihkan kerugian) ini hanya untuk bertahan bagaimanapun," sambungnya.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey. Momen cuti bersama adalah angin segar buat peritel sebab bisa mendongrak pendapatan.
"Ia ini merupakan angin segar terutama di penghujung akhir tahun begini, nah kami berharap di bulan Oktober ini kita juga sudah mulai membaik minimal dengan adanya PSBB transisi bisa membaik seperti bulan Juli-Agustus," tambah Roy.
Baca juga: Robinsons Department Store Tutup Toko! |
Ia memaparkan selama 8 bulan terakhir omzet para peritel minus atau under perform. Di bulan April-Mei -20,6%, Juni -17%, Juli -12%, kemudian Agustus -10%, dan di September karena PSBB ketat lagi minusnya naik jadi -14%. Oktober ini ia berharap minusnya bisa dikurangi jadi hanya single digit antara -8 sampai -10% saja.
"Kemungkinan besar ini minusnya turun jadi single digit, karena ada kontraksi positif walaupun baru beberapa minggu ini kan dari PSBB transisi," imbuhnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.