Khawatir Pilpres AS Ricuh, Dunia Usaha Mulai Jaga-jaga

Khawatir Pilpres AS Ricuh, Dunia Usaha Mulai Jaga-jaga

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 03 Nov 2020 09:47 WIB
Workers stand by a U.S. flag near the stage where U.S. Democratic presidential nominee Hillary Clinton will deliver her election night speech at the Jacob K. Javits Convention Center in New York, U.S., November 7, 2016. REUTERS/Shannon Stapleton
Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta -

Pemilik toko di kota seluruh Amerika Serikat (AS) tengah bersiap menghadapi jika terjadinya kerusuhan saat pemilihan Presiden atau Pilpres AS 2020 pada Selasa pekan depan. Sebelumnya sejumlah toko telah menghadapi kerusuhan saat ada aksi demo memprotes kematian George Floyd di tangan polisi.

Dikutip dari BBC, Selasa (3/11/2020) Toko Saks 5th Avenue, Nordstrom dan rantai farmasi CVS termasuk perusahaan bersar yang melakukan tindakan pencegahan. Kekhawatiran pemilu juga membebani pasar keuangan. Namun, indeks utama AS ditutup lebih tinggi pada hari Senin, setelah penurunan tajam minggu lalu.

Jajak pendapat nasional menunjukkan keunggulan ada di tangan penantang Joe Biden atas Petahana Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan Selasa pekan depan. Tapi keunggulan Biden lebih kecil di beberapa negara bagian yang biasanya menjadi penentu hasil akhir pemilu dan kondisi pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Strategi Kebijakan Washington Bank Investasi Stifel mengungkap pada tahun 2000, penghitungan ulang di Florida meningkatkan ketidakpastian tentang hasil pemilu AS, saat itu pasar keuangan merosot sekitar 5%. Gardner memperkirakan kemenangan akan ada di tangan Biden.

Walmart pekan lalu menyatakan sementara waktu akan menutup tokonya di AS, dengan alasan kekhawatiran adanya kerusuhan saat Pilpres. Namun, keputusan itu dibatalkan.

ADVERTISEMENT

Departemen Luar Negeri Australia memperingatkan warga agar tidak melakukan perjalanan ke AS karena dikhawatirkan akan terjadi kerusuhan. Untuk warganya yang telah berada di AS juga diharapkan menghindari area rawan demonstrasi.

"Berhati-hatilah agar tetap aman selama musim pemilihan. Hindari area di mana protes dan demonstrasi terjadi," katanya.

Hingga saat ini lebih dari 96 juta orang AS telah memberikan suara mereka pada pemungutan suara awal, jumlah suara itu menjadi tertinggi dalam satu abad.

(fdl/fdl)

Hide Ads