Heboh Seruan Boikot Produk Prancis, yang Benar Dibuang atau Tidak Beli?

Heboh Seruan Boikot Produk Prancis, yang Benar Dibuang atau Tidak Beli?

Tim Detikcom - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2020 18:20 WIB
Sebuah minimarket di Jakarta menarik produk buatan prancis dari daftar jual. Hal itu dilakukan sebagai buntut kekecewaan atas pernyataan Presiden Prancis.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron tentang Islam berujung seruan aksi boikot produk Prancis. Di Indonesia, aksi tersebut ditunjukkan oleh segelintir orang dengan cara membeli produk yang menurutnya asal Prancis lalu dirusak dan dibuang.

Pakar Pemasaran, Yuswohady mengatakan aksi boikot produk bertujuan agar brand tersebut dicap jelek hingga tidak dipercaya oleh masyarakat. Simpelnya, jika memboikot suatu produk maka orang tersebut tidak akan membeli produk itu.

"Boikot itu kan intinya membikin sesuatu yang buruk kepada brand yang bersangkutan. Yang paling gampang adalah tidak beli. Tujuannya kan untuk memberikan pelajaran, atau peringatan, untuk menunjukkan sesuatu kepada publik dan kepada brand-nya bahwa ini tidak benar, kira-kira gitu," kata dia saat dihubungi, Rabu (4/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Yuswohady menjelaskan bahwa pemboikotan suatu produk bisa ditunjukkan dengan cara bermacam-macam. Termasuk yang sedang ramai saat ini yakni dibeli lalu dibuang, menurutnya hal itu bertujuan untuk mengajak masyarakat lain agar mengikuti aksi serupa.

"Jadi tingkat boikot itu ada levelnya lah ada yang serius, ada yang biasa, ada yang sifatnya untuk saya saja, atau sifatnya untuk saya sebarkan agar orang lain mengikuti saya. Kalau sampai misalnya kita beli lalu dibuang atau dibakar, lalu dipotret, ditunjukkan ke sosial media, itu sudah level yang dalam artinya menunjukkan ketidaksukaan, lebih kasar," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Baik boikot yang dilakukan dengan cara tidak membeli atau membeli lalu dibuang, menurutnya keduanya memiliki dampak. Jika tidak membeli, maka dampaknya akan berpengaruh terhadap penjualan. Namun jika dibeli lalu dibuang, akan berimbas kepada jangka panjang karena dapat menurunkan citra brand.

"Otomatis lebih dalam jika dibeli lalu dibuang karena itu jangka panjang lebih ke reputasi. Kalau nggak beli kan lebih ke level penjualan. Tapi kalau sudah mendiskreditkan suatu brand itu kan berarti sampai membentuk persepsi brand-nya. Itu kan mempengaruhi publik agar tidak benar," tandasnya.




(upl/upl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads