Heboh Boikot Produk Prancis, Pakar: Brand Tidak Salah!

Heboh Boikot Produk Prancis, Pakar: Brand Tidak Salah!

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2020 18:56 WIB
Sebuah minimarket di Jakarta menarik produk buatan prancis dari daftar jual. Hal itu dilakukan sebagai buntut kekecewaan atas pernyataan Presiden Prancis.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Dunia termasuk Indonesia sedang heboh menyerukan boikot produk Prancis. Hal itu sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam.

Pakar Marketing, Yuswohady mengatakan brand tidak salah dan tidak ada kaitannya dengan pernyataan Macron tersebut. Sehingga jika kecewa dengan pernyataannya, dinilai kurang tepat jika menyerukan aksi boikot produk Prancis.

"Brand ini tidak salah karena dia itu kan nggak ngerti apa-apa, orang itu yang melakukan Macron kok tiba-tiba brand kena (imbasnya) mentang-mentang dari Prancis. Brand itu kan nggak salah apa-apa, kalau orang yang rasional kan yang melakukan si A, kok si B yang kena," kata dia kepada detikcom, Rabu (4/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagi pula, menurutnya saat ini merupakan era keterbukaan pasar global. Di mana satu perusahaan yang ada di daerah tersebut, belum tentu pemiliknya juga berasal dari negara yang sama.

"Ini kan perusahaan global juga, pemilik sahamnya sudah tidak (Prancis saja)," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Yuswohady menjelaskan bahwa brand dilahirkan bersifat umum dan tidak condong kepada salah satu ras atau suku.

"Brand kan tidak kenal politik dan tidak kenal agama. Brand itu kecenderungannya universal, dia tidak akan melihat sektoral karena kalau dia melihatnya itu rugi sendiri karena membatasi marketnya," ucapnya.

Dia berpandangan bahwa seruan boikot ini hanya sementara dan tidak berlarut. Sebab, produk-produk asal Prancis dinilai lebih banyak untuk kalangan menengah atas dan pemerintah Indonesia sendiri sudah menyatakan tidak akan melakukan aksi tersebut.

"Ini hanya sentimen agama, saya yakin sebulan lagi sudah hilang karena ini yang mengusulkan Erdogan jauh di sana. Brand-nya juga tidak ada salahnya, produk yang ada di Indonesia kecenderungannya produk yang atas," ungkapnya.

(eds/eds)

Hide Ads