Buntut dari seruan boikot produk Prancis berimbas kepada bisnis ritel. Seruan untuk memboikot produk Prancis karena pernyataan Presiden Emmanuel Macron tentang Islam.
Pemilik gerai ritel seperti minimarket pun dibuat resah karena adanya oknum yang melakukan sweeping ke toko-toko ritel. Berikut fakta-faktanya:
1. Minta Tarik Produk Prancis
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengungkapkan tingginya tekanan agar pengusaha ritel menarik produk yang diasosiasikan milik Prancis. Bahkan di beberapa daerah, ormas tertentu melakukan sweeping di toko-toko ritel anggota Aprindo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa terjadi sweeping di beberapa wilayah yang mengatasnamakan ormas-ormas tertentu yang melakukan, videonya beredar, yang bersangkutan sedang melakukan sweeping-sweeping. Ada yang beredar melakukan sweeping dari ormas yang meminta barang-barang (ditarik) yang tanda kutip lho ya," kata dia saat dihubungi detikcom 4 November 2020.
2. Camat Buat Surat Edaran
Tak hanya itu, dia menerangkan ada camat yang sampai membuat surat edaran agar toko-toko ritel berhenti menjual produk yang diasosiasikan milik Prancis.
"Memang nih kita sekarang ini, ada beberapa daerah baik kepala desa, camat lho ya yang meminta untuk tidak menjual, menarik produk yang katakanlah dibuat oleh negara yang sekarang ini lagi tanda kutip dimusuhin," ungkapnya.
3. Minta Polisi Turun Tangan
Pihaknya meminta polisi turun tangan demi mencegah hal yang tidak diinginkan ketika aksi sweeping terjadi.
"Kita juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin ada, hal yang seperti saya sampaikan tadi ada video yang beredar (ormas) melakukan sweeping atau apa namanya di toko-toko anggota kita," tambahnya.
(toy/ara)