Indonesia Resesi, Sektor Pertanian Masih Tumbuh 2,15%

Indonesia Resesi, Sektor Pertanian Masih Tumbuh 2,15%

Yudistira Imandiar - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 18:49 WIB
Alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan kian marak terjadi. Kini, sejumlah lahan mulai terancam.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Sektor pertanian masih bisa mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Q3-2020. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB pertanian naik 2,15% secara year on year.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan tersebut didukung beberapa hal, di antaranya kenaikan harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada kuartal III 2020 secara quarter to quarter maupun year on year.

"Pertanian, kehutanan dan perikanan mendominasi industri pengolahan lapangan usaha sebesar 14,68%. Peranan pertanian dan beberapa industri lainya dalam perekonomian Indonesia mencapai 54,13%," ujar Suhariyanto melalui keterangan tertulis, Kamis (5/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Ardi mengatakan pertumbuhan PDB pertanian diprediksi berlanjut hingga tahun 2021. Sebab, produksi pertanian di semua provinsi Indonesia terus berjalan di masa pandemi.

"Kita harus optimis, sebab pertanian adalah tulang punggung perekonomian Indonesia," kata Kuntoro.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan Kementan mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Kementan juga terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.

Sebagai informasi, ekonomi nasional pada triwulan III-2020 tumbuh membaik sebesar 5,05% dibandingkan kuartal II. Namun, kinerja ekonomi Q3 masih lebih rendah 3,49% dari periode yang sama tahun lalu, sehingga Indonesia resmi menghadapi resesi.

"Secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif dan cukup tinggi. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang signifikan untuk melangkah ke triwulan IV," imbuh Suhariyanto.

(akn/hns)

Hide Ads