Inggris Diramal Kembali Gagal Keluar dari Jurang Resesi

Inggris Diramal Kembali Gagal Keluar dari Jurang Resesi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 21:15 WIB
Pandemi Corona membuat bisnis sewa kamar di London mengalami penurunan. Harga sewa kamar di London kini turun hingga sepertiganya.
Ilustrasi/Foto: Getty Images
Jakarta -

Bank of England menggelontorkan lagi stimulus 195 miliar pound sterling ke sistem perekonomian Inggris. Hal ini karena resesi yang diramal terjadi kembali di Inggris.

Mengutip CNN, disebutkan bank sentral Inggris akan mempertahankan suku bunga di rekor terendah 0,1% dan akan meningkatkan pembelian obligasi pemerintah Inggris menjadi 875 miliar Euro atau setara US$ 1,1 triliun.

Memang pembatasan besar-besaran yang dilakukan demi menekan penyebaran virus Corona ini sangat membebani konsumsi masyarakat di Inggris. Pada Kamis, Inggris kembali melakukan lockdown secara nasional dan menutup restoran, bar hingga bisnis non esensial hingga 2 Desember.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Inggris memang mencatat kenaikan kasus harian terbesar kedua di Eropa. Pada Rabu saja tercatat 25.177 kasus dalam jangka waktu 24 jam.

Pemberlakuan lockdown ini diramal bisa mengganggu perekonomian Inggris. Bank sentral memproyeksi ekonomi Inggris pada kuartal keempat bisa minus 2% dan secara tahunan bisa minus 11%.

ADVERTISEMENT

Sebuah survei bisnis menyebut jika terjadi aktivitas pada sektor swasta bulan lalu merupakan yang terlemah sejak Juni 2020. Direktur IHS Markit Tim Moore mengungkapkan lockdown pada November ini di Inggris dan memburuknya penyebaran virus membuat ekonomi Inggris tak bisa pergi dari resesi.

"Ini adalah kondisi yang sangat menantang saat menuju pemulihan pada 2021," jelas dia.

(kil/eds)

Hide Ads