Indonesia resmi resesi, hal ini terjadi setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus dua kuartal berturut-turut. Di kuartal III pertumbuhan ekonomi mengalami minus 3,49%.
Meski begitu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi Indonesia sudah membaik meski masuk ke jurang resesi. Pasalnya, meski kuartal III mengalami minus 3,49% secara tahunan, secara kuartalan justru bisa bertumbuh 5,05%.
Menurutnya hal tersebut menjadi bukti bahwa rock bottom alias titik terendah pada perekonomian Indonesia telah dilalui pada kuartal II, yang saat itu mengalami minus 5,32%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu pertumbuhan ekonomi di kuartal III mengalami perbaikan jadi 3,49%, lalu kuartal ke kuartal naik 5,05%. Ini bukti bahwa rock bottom sudah dicapai di kuartal II," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual BNPB, senin (9/11/2020).
Baca juga: 6 Strategi Atasi Resesi |
Menurutnya, apabila kondisi perekonomian yang mulai bertumbuh bisa bertahan hingga ke kuartal berikutnya, bisa saja ekonomi Indonesia kembali positif di kuartal IV.
Namun menurutnya, pemerintah masih memprediksikan perekonomian Indonesia berada di -1,6% hingga 0,6% di kuartal IV.
"Kalau di kuartal IV bertahan, maka bisa saja kita masuk positif. Meski konservatifnya kita masih mengatakan akan ada di minus 1,6% sapai positif 0,6%," ujar Airlangga.
Baca juga: Lawan Resesi, Ayo Belanja! |
Sementara itu, menurut Airlangga pemerintah akan fokus untuk menggenjot realisasi dana program pemulihan ekonomi nasional untuk menggerakkan ekonomi di sisa tahun 2020 ini.
"Kontribusi pengeluaran dan konsumsi pemerintah itu 9,76%, tentu di kuartal IV ini terjadi karena akibat dari program pemulihan ekonomi nasional. Maka kita dorong terus agar dana PEN jadi 95% serapannya," ujar Airlangga.
(dna/dna)