Jakarta -
Peran orang kaya atau orang tajir dianggap cukup krusial membantu Indonesia pulih dari resesi. Pemerintah dalam hal ini diwakilkan Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN) Raden Pardede bahkan optimis ekonomi RI di kuartal IV-2020 mendatang bakal tumbuh positif bila orang tajir tadi tidak lagi pelit untuk berbelanja.
Berikut 3 gambaran kondisi ekonomi Indonesia kalau orang tajir masih pelit belanja selama resesi:
1. RI Bisa Depresi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raden merujuk ekonomi Inggirs, John Maynard Keynes, bahwa dalam situasi resesi kalau kelas menengah terlalu berhemat perekonomian nasional akan jatuh pada depresi.
"Jadi, kami imbau kelompok kelas menengah atas ini jangan terlalu berhemat, bahaya. Bersikap lah rasional dan dengan mematuhi protokol kesehatan aktivitas belanja dan wisata bisa dilakukan kok," kata Raden Pardede.
Di pihak lain, dia memastikan pemerintah akan melanjutkan berbagai program perlindungan sosial agar di kuartal IV pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik dari kuartal III yang minus 3,49%. Khusus untuk UMKM, selain sudah ada bantuan sosial produktif, juga ada Kredit Usaha Rakyat, dan program lainnya.
"Sampai akhir Oktober serapan anggaran COVID sudah 86-87%, dan serapan belanja pemerintah bisa 100 persen pada akhir 2020," kata Raden Pardede.
Lanjut ke halaman berikutnya>>>
2. Tabungan di Bank Melonjak Tajam
Selama pandemi COVID-19, jumlah tabungan masyarakat kelas menengah ke atas di perbankan tumbuh pesat sedangkan jumlah kredit turun. Jumlah tabungan mereka di bank, menurut Raden Pardede, kini melonjak hampir Rp 300 triliun dalam beberapa bulan saja.
"Itu karena mereka tidak berbelanja barang konsumsi maupun berinvestasi. Mereka sepertinya menunggu sampai pandemi bisa diatasi," sambungnya.
Di saat yang bersamaan kredit di Indonesia menurun drastis demikian pula aktifitas konsumsi lainnya.
"Sementara kredit turun. Kredit turun tabungan naik. Nah itu yang terjadi, jadi belanja tidak ada. Menurun sangat tajam, itulah yang berpengaruh saya pikir dan itu kita expect di kuartal II. Di kuartal III kalau kita lihat kemudian masih terus berlanjut. Kenapa? Karena kembali kelompok menengah ke atas yang punya uang ini juga belum belanja," imbuhnya.
3. Ekonomi RI Kuartal IV Bisa Sulit Membaik
Raden yakin realisasi ekonomi Indonesia di kuartal IV-2020 akan lebih baik dari dua kuartal sebelumnya saat orang tajir atau kalangan menengah ke atas di Indonesia mulai rajin belanja atau bepergian. Karena itu, kalau orang tajir pelit belanja, maka ekonomi bisa sulit untuk membaik.
"Jadi kita sudah rock bottom artinya kita sudah hit yang paling dasar itu di kuartal II-2020. Itu akan naik lagi di kuartal IV-2020. Karena kita lihat data-data indikator, kita lihat itu lebih baik di kuartal IV-2020, jadi kita lihat misalkan belanja mulai (gerak lagi)," timpalnya.
"Orangkan mulai lama-lama juga ini 'eh jangan-jangan saya mulai bisa atasi nih' kalau dia disiplin dengan pakai masker, kemudian jaga jarak, oh ternyata saya bisa mulai melakukan kegiatan," tambahnya.
Belakangan ini, ia melihat, orang tajir Indonesia sudah mulai aktif berbelanja seperti sebelumnya bahkan bepergian keluar kota.
"Masyarakat juga akhirnya lebih confident dia mulai berani. Berani itu penting untuk dia kemudian melakukan kegiatan untuk misalkan sudah mulai jalan-jalan, ke Bogor, ke apa itu lho, sudah mulai kan. Kalau dulunya awalnya kita sama sekali tidak berani. Tidak ada kegiatan," paparnya.