Kok BUMN 'Dhuafa' Jadi Induk Holding Pariwisata? Ini Jawabannya

Kok BUMN 'Dhuafa' Jadi Induk Holding Pariwisata? Ini Jawabannya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 11 Nov 2020 15:34 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Kementerian BUMN menjelaskan alasan menunjuk PT Survai Udara Penas menjadi induk holding pariwisata dan pendukung. Seperti diketahui, Survai Udara Penas merupakan satu dari 9 BUMN yang dicap perusahaan sakit atau 'dhuafa'.

Survai Udara Penas menjadi pasien dalam penanganan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan Survai Udara Penas dipilih jadi induk holding karena kapasitasnya sebagai perusahaan yang kecil.

Dengan begitu, menurut Arya, Survai Udara Penas mampu fokus mengurus manajemen holding dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yang bertanya kenapa Penas? Karena kami mencari perusahaan yang ringan, yang tidak banyak pegawai, tidak banyak juga manusianya, manajemennya. Jadi kami nanti bisa bikin subholding, si induk ini bertugas hanya melakukan manajemen subholding saja. Makanya Penas kami ambil," jelas Arya dalam sebuah webinar, Rabu (11/11/2020).

Menurut Arya, apabila induk holding menunjuk perusahaan yang justru sudah besar akan memberikan dampak negatif ke perusahaan itu sendiri. Misalnya, Garuda Indonesia atau Angkasa Pura I atau II yang ditunjuk menjadi induk holding, menurut Arya justru perusahaan akan menjadi memiliki dua fokus dan menjadi tidak efisien kinerjanya.

ADVERTISEMENT

"Kalau Garuda, Angkasa Pura ini akan berat, di satu sisi mesti urus holding di sisi lainnya dia harus berjalan operasional. Ini justru kita hindari," kata Arya.

Mengenai kondisi dari Survai Udara Penas sebagai BUMN 'dhuafa', Arya mengatakan, Kementerian BUMN akan melakukan restrukturisasi organisasi terlebih dahulu kepada perusahaan tersebut.

"Nanti selanjutnya kita restrukturisasi organisasi Penas sebagai induknya ini," ungkap Arya.

Survai Udara Penas akan menjadi induk holding BUMN pariwisata dan pendukung yang menaungi beberapa perusahaan, mulai dari, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, Inna Hotels & Resorts, Sarinah, Indonesia Tourism Development Corporation, dan Taman Wisata Candi.

(ara/ara)

Hide Ads