Harga emas pada awal pekan ini sempat mengalami penurunan. Hal ini karena munculnya berita tentang vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech menimbulkan investor mulai cabut dari aset safe haven seperti emas.
Walaupun mengalami penurunan harga emas masih berada di posisi US$ 1.900 per ounce tidak terlalu jauh dari harga rekor yang di atas US$ 2.000 per ounce awal tahun ini.
CEO Fosterville South Exploration Bryan Slusarchuk mengungkapkan walaupun volatil, harga emas ini juga turut mengerek harga logam lain seperti platinum sampai perak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah AS bisa mendorong kembali harga emas ke level yang lebih tinggi. Hal ini karena investor menggunakan emas sebagai instrumen lindung nilai dari inflasi.
"Penguatan emas masih ada. Orang masih melihat emas sebagai mata uang alternatif," kata dia dikutip dari CNN, Jumat (13/11/2020).
Dia mengungkapkan investor memilih emas karena bisa menjadi pilihan selain obligasi. Di AS sendiri Treasury 10 tahun memang sedikit meningkat walaupun masih tetap di bawah 1%. Imbal hasil obligasi di Eropa masih negatif.
Berlanjut ke halaman berikutnya.