Bertemu Pemimpin ASEAN-Australia, Jokowi Singgung Perjanjian 15 Negara

Bertemu Pemimpin ASEAN-Australia, Jokowi Singgung Perjanjian 15 Negara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 14 Nov 2020 16:51 WIB
Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT ASEAN-Selandia Baru.
Foto: dok. istimewa
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari bertemu sejumlah pemimpin negara di ASEAN-Australia. Dalam pertemuan virtual itu Jokowi mengangkat dua isu utama, yaitu soal integrasi ekonomi yang menguntungkan antar negara dan juga komitmen keamanan kawasan.

Jokowi mengingatkan implementasi perjanjian dagang 15 negara atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang akan diteken pekan depan butuh komitmen besar dari semua negara yang terlibat.

"Saya yakin RCEP ini akan menjadi katalis pemulihan ekonomi di kawasan bahkan dunia," kata Jokowi dalam keterangan pers Sekretariat Presiden, Sabtu, (14/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara-negara yang masuk dalam perjanjian RCEP ini beranggotakan 10 negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalalam, Laos. Kemudian, 5 negara di Asia-Pasifik yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Jokowi juga memandang negara di kawasan ASEAN-Australia perlu meningkatkan perjanjian perdagangan bebas di wilayah yang lebih luas, yaitu ASEAN-Australia-Selandia Baru.

ADVERTISEMENT

Hal itu bisa diimplementasikan melalui peningkatan kelancaran lalu-lintas barang, penguatan rantai pasokan global dengan memanfaatkan Asean sebagai basis produksi yang kompetitif, pengembangan kerja sama industri 4.0 ekonomi digital, serta peningkatan interaksi antara pelaku usaha Asean dan Australia.

Langsung klik halaman selanjutnya

Selain isu soal kerja sama ekonomi, Jokowi mengingatkan stabilitas dan keamanan kawasan adalah fondasi bagi upaya pemulihan ekonomi paska pandemi.

Dia menyatakan setiap negara harus menghormati hukum internasional yang berlaku. Salah satunya adalah UNCLOS 1982 yang mengatur soal pembatasan wilayah laut.

"Penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, adalah kunci. Pesan ini perlu terus kita gaungkan ke dunia," ungkap Jokowi.

Selain itu, Jokowi memandang bahwa implementasi program secara konkret dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sangatlah krusial sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan.

"Di masa sulit ini, kerja sama adalah satu-satunya jalan yang harus kita tempuh. Saya yakin kemitraan ASEAN dan Australia dapat menjadi penyangga utama paradigma kerja sama dan kolaborasi bagi stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan," kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, melalui perjanjian dagang RCEP ini, yang dipastikan mendongkrak ekspor dan investasi Indonesia, akan mendongkrak angka Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air.

"Hal ini juga nantinya akan meningkatkan lapangan pekerjaan, kesejahteraan, meningkatkan PDB. RCEP ini (berlaku) 2021-2032, dan PDB akan naik sekitar 0,05%," tutur Agus dalam dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/11/2020).


Hide Ads