Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak terburuk COVID-19 sudah berakhir. Perekonomian Indonesia sudah mulai pulih di kuartal III-2020 meski masih berada di zona negatif.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 yaitu minus 3,49% atau tumbuh 5,05% dibandingkan kuartal II yang minus 5,32%. Namun begitu, Sri Mulyani mengaku masih mengkhawatirkan potensi terjadinya gelombang kedua atau second wave seperti yang sudah terjadi di negara-negara eropa.
"Kita melihat yang terburuk telah berakhir, terutama pada kuartal II tahun ini ketika kontraksi sangat dalam, tetapi kami melihat rebound pada kuartal III. Kami masih sangat berhati-hati karena COVID masih ada," kata Sri Mulyani dalam acara Bloomberg secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat di beberapa negara ada gelombang kedua, yang benar-benar bisa membuat langkah mundur dari kemajuan ini," tambahnya.
Baca juga: Sri Mulyani: APBN Kita Alami Syok |
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, dikatakan Sri Mulyani adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap perekonomian nasional. Tujuannya untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga yang sampai kuartal III-2020 masih terkontraksi 4%.
Meningkatkan kepercayaan masyarakat agar kembali berani berkonsumsi atau belanja adalah dengan menangani COVID-19.
"Itu sebenarnya sangat penting untuk memulihkan kepercayaan, kepercayaan itu bergantung pada apakah COVID-19 dapat ditangani," jelasnya.