Bicara Urban Farming, Mentan: Di Rumah Para Menteri Juga Ada

Bicara Urban Farming, Mentan: Di Rumah Para Menteri Juga Ada

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 18 Nov 2020 18:39 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Kabinet Kerja II
Mentan Syahrul Yasin Limpo/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memaparkan caranya mendukung ketahanan pangan. Salah satunya adalah menghimbau masyarakat untuk menanam tanaman pangan di pekarangan rumah.

Dia menyebutkan hal ini sedang menjadi tren dan giat dilakukan masyarakat. Syahrul menyebut program ini Pekarangan Pangan Lestari atau P2L atau yang akrab disebut urban farming.

"Ada juga lewat lahan pekarangan, namanya Pekarangan Pangan Lestari alias P2L, atau urban farming populernya. Ini sangat giat dilakukan, ini responsnya sangat luar biasa di masyarakat," kata Syahrul dalam webinar bersama Kadin Indonesia, Rabu (18/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan mulai dari para pekerja yang work from home (WFH) alias kerja dari rumah hingga korban PHK pun sudah banyak yang melakukan urban farming.

Syahrul mengaku kaget karena Kementerian Pertanian (Kementan) belum banyak mempromosikan program ini ke masyarakat, tetapi sudah banyak dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Terutama mereka yang WFH atau yang kena PHK. Mereka banyak menggunakan cara ini. Meskipun saya lihat kondisinya belum maksimal diintervensi kami, tapi masyarakat memilih hal ini dilakukan," ungkap Syahrul.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Syahrul juga mengatakan di rumah para menteri Kabinet Indonesia Maju banyak juga yang melakukan urban farming.

"Bahkan di rumahnya para menteri juga mulai ada ini. Entah melalui hidroponik, dan lain lain," kata Syahrul.

Selain urban farming, Kementan sudah mulai melakukan banyak pengembangan untuk menggunakan lahan-lahan di dataran tinggi memproduksi bahan pangan.

Di sisi lain, pihaknya juga mulai melakukan diversifikasi alias mencari alternatif untuk makanan pokok selain beras, mulai dari singkong hingga talas.

"Kami juga lakukan diversifikasi, ini jadi kenyang bukan cuma beras, banyak hal lain. Kita mulai produksi singkong, pisang, talas, dan lain sebagainya. Jadi kita siap ketika ada keterdadakan," kata Syahrul.


Hide Ads